Anak-anak bisa kekurangan cairan karena diare, dehidrasi, pendarahan hebat, atau sebelumnya menderita demam berdarah.
"Tetapi kami melihat bahwa (131) anak-anak ini dalam wawancara dengan orang tua mengenai riwayat penyakitnya itu tidak jelas. Tiba-tiba mereka mengalami penurunan jumlah urine atau air seni. Jadi itu kita masih belum bisa mendapatkan apa penyebabnya," tutur Eka, Selasa (10/10/2022).
Baca juga: Waspada Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak
Mulanya, IDAI menduga kasus ini berkaitan dengan Covid-19 dan MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children). Namun berdasarkan analisis kasus, beberapa penderita penyakit ini dinyatakan negatif Covid-19.
IDAI sudah mencari berbagai panel infeksi virus di dalam tubuh anak-anak dengan beragam metode pemeriksaan. Salah satu metode yang dilakukan adalah swab tenggorokan untuk memeriksa infeksi virus pada saluran pernapasan.
IDAI juga melakukan swab rektal dari anus untuk mencari infeksi-infeksi yang oriental penyebab diare atau infeksi pencernaan. Sayangnya, tidak ditemukan jenis virus seragam yang menyebabkan infeksi.
"Kami masih mencari. Tapi yang jelas anak-anak ini tidak hanya mengalami gangguan pada ginjal. Saat kami melakukan pemeriksaan laboratorium dan mengamati gejala klinisnya, mereka mengalami apa yang kami sebut dengan peradangan di banyak organ," jelas Eka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.