Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Yahya Tolak Diusulkan Jadi Capres PPP Jatim, Waketum: Kami Harus Hormati...

Kompas.com - 13/10/2022, 11:25 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, pihaknya menghormati keputusan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang menolak diusulkan jadi calon presiden (capres) oleh DPW PPP Jawa Timur.

Nama Gus Yahya masuk dalam 10 nama bakal capres atau cawapres yang diusulkan DPW PPP Jatim.

"Tentu kami harus menghormati apa pun respons Beliau itu, termasuk ketika Beliau menolak," ujar Arsul saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Tolak Diusung PPP Jatim Jadi Capres, Gus Yahya: Absolutely Not!

Arsul menyampaikan, partai politik merupakan institusi yang diberi kewenangan konstitusional untuk mengusung paslon dalam pilpres.

Oleh karena itu, PPP juga mencoba mengidentifikasi sosok-sosok dan tokoh-tokoh yang memang pantas menjadi pemimpin Indonesia ke depannya, baik dari kalangan parpol maupun non parpol.

"Saya kira usulan teman-teman PPP Jatim harus dibaca dalam konteks tugas konstitusional parpol seperti ini," ucap dia.

Arsul juga memaparkan mengapa nama Gus Yahya bisa muncul sebagai salah satu bakal capres di DPW PPP Jatim.

Menurut dia, dalam perjalanan Indonesia ke depan, konstituen PPP menginginkan agar NU dan Muhammadiyah yang sudah demikian besar kontribusinya dalam menjaga NKRI dan mencerdaskan kehidupan bangsa bisa lebih menentukan lagi peran kebangsaan dan kenegaraannya.

Baca juga: PPP Jatim Usul 10 Nama Capres, Ada Mahfud MD hingga Gus Yahya

Adapun nama Haedar Nashir yang merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah juga diusulkan DPW PPP Jatim.

"Nah itu artikulasinya pada teman-teman PPP Jatim dalam bentuk pengusulan Ketum PBNU dan Ketum PP Muhammadiyah, apakah sebagai bacapres atau bacawapres yang perlu diperjuangkan oleh PPP," ujar Arsul.

Sebelumnya, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak usulan DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur (Jatim) untuk menjadi seorang calon presiden (capres).

"Absolutely not!" ujar Gus Yahya saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Gus Yahya Sebut R20 Akan Bahas Upaya Jadikan Agama sebagai Solusi, Bukan Masalah

Gus Yahya hanya berkomentar singkat perihal usulan DPW PPP Jatim itu. "Saya enggak bisa, enggak boleh," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com