Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Diminta Tegur Bawahannya Sudah Sebut Gas Air Mata Bukan Penyebab Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 12/10/2022, 19:13 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diminta menegur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Pasalnya pernyataan Dedi yang mengatakan gas air mata bukan penyebab kematian ratusan penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur dinilai menyakiti rasa keadilan masyarakat.

“Kapolri harus menegur Kadiv Humas Polri yang mengeluarkan statement melukai perasaan masyarakat,” ujar anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Santoso pada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Detik-detik Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Menurut Komnas HAM, Berawal dari Gas Air Mata

Ia menilai, saat ini publik tahu bahwa gas air mata menjadi penyebab kepanikan massal yang mengakibatkan ribuan penonton berdesakan.

Situasi itu akhirnya menyebabkan penumpukan, sehingga banyak penonton pingsan, terinjak, dan meninggal dunia.

“Semua publik tahu bahwa kematian itu diawali dari ditembakannya gas air mata ke arah penonton yang menimbulkan kepanikan,” paparnya.

Santoso menilai, pernyataan Dedi menegaskan bahwa kepolisian tak bersalah telah menembakan gas air mata.

“Analogi yang disampaikan Kadiv Humas Polri itu seakan-akan memberi pembenaran atas ditembakannya gas air mata pada peristiwa di Stadion Kanjuruhan,” ucap dia.

Baca juga: Detik-detik Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Menurut Komnas HAM, Berawal dari Gas Air Mata

Terakhir ia mengapresiasi langkah sejumlah pejabat Polri yang mendatangi keluarga korban.

Namun, langkah tersebut tidak lantas menutup kesalah Polri dalam prosedur pengamanan di Stadion Kanjuruhan.

“Tidak boleh akhirnya meniadakan tindakan pelanggaran yang mengakibatkan tewasnya suporter Arema,” pungkasnya.

Diketahui Dedi menyampaikan tiga hal terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Pertama, kematian penonton bukan karena gas air mata. Kedua, gas air mata tidak berbahaya meski digunakan dalam jumlah besar.

Baca juga: Pernyataan Polri soal Gas Air Mata di Kanjuruhan Dinilai Menyakiti Hati Masyarakat

Terakhir, gas air mata kadaluwarsa memiliki dampak lebih ringan.

Sementara itu Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan gas air mata adalah pemicu utama kepanikan penonton.

Sehingga terjadi penumpukan yang berujung kematian 131 suporter Arema Malang.

"Berdesak-desakan dengan mata yang sakit, dada yang sesak, susah napas dan sebagainya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com