TSE memberi jawaban bahwa mereka melalukan tes integritas sistem sepanjang TPS dibuka.
Tes itu berupa simulasi pemilihan menggunakan kertas suara, "dengan menulis angka pereferensi pemilih dan diaplikasikan pada mesin elektronik".
"Hal ini untuk menunjukkan kesesuaian data, antara pemilihan manual dengan yang terdapat dalam sistem elektronik," kata Lolly.
Baca juga: Soal Usulan E-Voting Pemilu, Mendagri Sebut Parpol dan KPU Lebih Suka Manual
TSE menyatakan bahwa langkah ini efektif mengantisipasi kecurangan pada pemungutan, rekapitulasi, dan penetapan hasil perolehan suara sejak negara tersebut mulai menerapkan e-voting pada 1996.
Menurutnya, TPS-TPS di Brasilia "sangat berwarna" dan penuh sukacita ketika pemungutan suara berlangsung. Kepercayaan yang tinggi terhadap penyelenggaraan pemilu dianggap jadi faktornya.
"Bahkan petugas pada 496.512 TPS (polling station) bekerja secara sukarela tanpa honor, kecuali menerima pengganti biaya makan siang," kata Lolly.
Menurut Lolly, rekapitulasi perolehan suara pun dapat langsung disaksikan secara daring dan real-time melalui YouTube, sehingga dapat dipantau seluruh warga.
Berdasarkan pemantauan di media center TSE, hasil rekapitulasi perolehan suara bahkan sudah tembus 99 persen pada pukul 22.30, padahal TPS baru ditutup 5 jam sebelumnya.
"Tentu pembelajaran baik ini akan kami buka dalam ruang-ruang diskusi (di Tanah Air), semoga dapat menjadi gambaran tentang pemilu yang mudah dan memudahkan dengan tingkat pertanggungjawaban tinggi," ungkap eks anggota Bawaslu Jawa Barat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.