Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ungkap Isi Pertemuannya dengan Megawati: Soal Pemilu 2024

Kompas.com - 10/10/2022, 12:27 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Batutulis, Bogor, pada Sabtu (8/10/2022) juga membahas soal Pemilu 2024.

Dirinya pun mengakui bahwa pembahasan mengenai hal tersebut tak bisa ditutupi.

"Termasuk juga untuk 2024 lah, supaya kita, endak mungkin tutupi itu," ujar Jokowi di Istana Negara, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Ketika Megawati Pamer Bisa Bawa Indonesia Keluar dari Krisis 2004 kepada Jokowi...

Selain, itu Jokowi juga mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Megawati tersebut sebagai bentuk menjaga kestabilan politik.

Namun, dia menegaskan bahwa bukan dengan Megawati saja pertemuan itu dilakukan. Meski tak disebutkan secara detail, Jokowi mengatakan ada ketua-ketua parpol lain yang juga ditemuinya.

"Ya saya bertemu dengan ketua-ketua partai, utamanya dalam rangka menjaga stabilitas politik karena situasi ekonomi global yang tidak jelas, tidak pasti, yang sulit ditebak, sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi. Sehingga stabilitas politik dan keamanan itu menjadi penting sekali saat ini," jelas Jokowi.

Baca juga: Jokowi Bertemu Mega di Batutulis, Pengamat: Untuk Pertegas Dukungan ke Puan

"Jangan sampai kita menjelang pemilu, ada persoalan besar dalam ekonomi global, terganggu ekonomi kita, itu yang endak kita kehendaki. Sehingga saya intens berbicara dengan ketua-ketua partai," lanjutnya.

Sementara itu, saat wartawan mencoba meminta keterangan soal pertemuan pada Sabtu, Megawati Soekarnoputri enggan memberikan penjelasan.

Sebab menurut Mega, hal tersebut sudah dijelaskan oleh Jokowi.

"Enggak boleh. Kan sudah sama Bapak Presiden," kata Megawati kepada awak media di Istana Negara.

Megawati tidak memberikan keterangan lebih lanjut. Dia lalu bergegas meninggalkan istana.

Baca juga: Bertemu di Batutulis, Jokowi-Megawati Bahas Kesinambungan Kepemimpinan di Pemilu 2024

Namun, saat menyapa wartawan, tampak wajah Megawati menyunggingkan senyum.

Selama berada di Istana Negara untuk mengikuti pelantikan pejabat tinggi pada Senin pun, Ketua BPIP tersebut banyak tersenyum.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri bertemu selama dua jam di Batutulis pada Sabtu.

Dalam pertemuan itu dibahas soal kesinambungan kepemimpinan pada momentum Pemilu 2024 mendatang.

"Yang juga tidak luput dari pembahasan adalah agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto dalam siaran persnya.

Baca juga: Jokowi Bertemu Mega di Batutulis Selama 2 Jam, Ada Apa?

Hasto melanjutkan, dalam tradisi pemimpin yang benar-benar berjuang demi masa depan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, maka diperlukan suatu tradisi menyepi dan berkomtemplasi guna membahas secara jernih terhadap arah masa depan bangsa dan negara.

Hal itulah yang secara periodik dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi pada Sabtu ini.

Hasto juga mengungkapkan, Megawati selaku tuan rumah menyiapkan suguhan berupa jagung rebus, kacang Bogor, pisang rebus, talas dan nasi uduk untuk menjamu Jokowi.

"Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri penuh dengan semangat kerakyatan," ungkapnya.

Hasto menjelaskan, Megawati sendiri sejak Maret 2020 telah menginstruksikan untuk menanam 10 tanaman pendamping beras seperti pisang, jagung, talas, kacang-kacangan, ketela, sukun, sorgum, porang dan sebagainya.

Baca juga: Kader PDI-P Tagih Pembahasan Capres 2024, Megawati Jawab Begini

“Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2.5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Karena itulah Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras secara khusus ke Pak Jokowi, agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan," jelasnya.

Kemudian, dalam diskusi mendalam tersebut, juga dibahas langkah-langkah penting di dalam menghadapi krisis ekonomi dunia dan pangan.

Hasto menuturkan, Megawati memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan.

"Dan beliau membagi pengalaman lengkap menuntaskan krisis multidimensional. Saat itu seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada tahun 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis," jelasnya.

"Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik," tambah Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com