Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bertemu Mega di Batutulis, Pengamat: Untuk Pertegas Dukungan ke Puan

Kompas.com - 10/10/2022, 11:28 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politi Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri merupakan bentuk permintaan untuk mempertegas dukungan bagi Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) 2024.

Pasalnya, menurutnya, suara PDI-P saat ini tengah terbelah antara mendukung Puan atau Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo, pada Pemilu 2024 nanti.

"Mungkin saja Megawati meminta komitmen kepada Jokowi karena fakta di lapangan, gerakan Ganjar ini jalan, relawannya jalan dan itu dianggap tidak loyal oleh Megawati," ujar Ujang saat dihubungi melalui telepon, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Ketika Megawati Pamer Bisa Bawa Indonesia Keluar dari Krisis 2004 kepada Jokowi...

Ujang menilai, Megawati telah mendeteksi gelagat dukungan Jokowi untuk Ganjar.

Oleh karenanya, Megawati memanggil Jokowi ke Batutulis, Bogor, pada Sabtu (8/10/2022) kemarin, untuk membahas dukungannya ke Puan.

"Tentu PDI-P bukan partai kemarin yang tidak tau info apa-apa, oleh karena itu bisa jadi Megawati meminta komitmen jokowi untuk tetap bersama-sama PDI-P termasuk dalam konteks pilpres mendukung Puan," imbuh Ujang.

Langkah Megawati tersebut, kata Ujang, sudah tepat untuk mempertahankan suara PDI-Perjuangan baik dari pendukung Ganjar maupun Puan.

Baca juga: Kader PDI-P Tagih Pembahasan Capres 2024, Megawati Jawab Begini

Pasalnya, bila narasi dua kader PDI-P maju sebagai capres ini terus berlanjut, maka akan berbahaya pada perolehan suara partai berlambang kepala banteng itu saat pemilu nanti.

Selain itu, dengan adanya dukungan Jokowi ke Puan, skenario mendorong putri Megawati itu sebagai capres bisa lebih mulus.

"Kalau ada dua kader yang maju, pasti akan terpecah, justru Megawati meminta kerelaan Jokowi bersama-sama PDIP (mendukung Puan), karena selama ini Jokowi sudah didukung dua periode oleh PDIP, masa ia sisa jabatannya tidak mendukung PDIP," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bertemu di Batutulis, Bogor, pada Sabtu (8/10/2022).

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto, pertemuan itu berlangsung selama dua jam.

Baca juga: Cerita Hasto soal Sulitnya PDI-P Hadapi Orba, Megawati Sampai Ditekan TNI-Polri

“Dialog dilakukan selama dua jam. Makanan secara khusus dipersiapkan oleh Ibu Megawati berupa jagung, kacang Bogor, pisang rebus, talas, dan juga nasi uduk. Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri penuh dengan semangat kerakyatan," ujar Hasto dalam siaran pers PDI-P.

Selain membahas krisis pangan, Jokowi dan Megawati diketahui membahas agenda pemilu 2024.

"Yang juga tidak luput dari pembahasan adalah agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan," tambah Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com