Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Penembakan Massal di Thailand

Kompas.com - 07/10/2022, 18:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan tidak ada satu pun Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan masal di Distrik Uthaisawan Na Klang, Provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand.

Pelaku penembakan massal Thailand kali ini adalah seorang pria mantan polisi bernama Panya Khamrab. Sebanyak 34 orang tewas akibat insiden, 22 di antaranya adalah anak-anak.

"Hingga saat ini tidak ada informasi adanya WNI yang menjadi korban peristiwa penembakan tersebut," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan BHI Kemenlu Judha Nugraha dalam media briefing di Jakarta, Jumat (7/10/2022)

Baca juga: Kronologi Penembakan Massal Thailand, 37 Tewas Termasuk Anak-anak

Judha mengungkapkan, sesaat setelah insiden terjadi, KBRI Bangkok segera melakukan koordinasi dengan otoritas setempat, termasuk dengan Kemenlu Thailand.

Badan perwakilan Indonesia di Thailand itu juga melakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat Indonesia yang ada di wilayah tersebut.

Sementara itu, berdasarkan catatan KBRI Bangkok, terdapat 2.320 WNI yang menetap dan tinggal di wilayah Thailand. Tidak ada satu pun WNI yang menjadi korban penembakan.

"Segera setelah mendapatkan informasi insiden tersebut, KBRI Bangkok segera melakukan koordinasi. Tidak ada informasi adanya WNI yang menjadi korban," ucap Judha.

Baca juga: Tragedi Pedih Penembakan Massal Thailand, Anak-anak Masih Tidur Saat Serangan

Sebelumnya diberitakan, penembakan massal terjadi di Thailand pada Kamis (6/10/2022) sore.

Jika ditotal, ada 37 orang yang tewas dalam insiden penembakan Thailand ini. Sebab, pelaku juga menembak istri dan anaknya yang baru berusia 3 tahun di rumahnya.

Setelah itu, dia melakukan bunuh diri ketika sudah dalam kepungan polisi Thailand. Sedangkan 10 orang lainnya dilaporkan terluka, enam di antaranya mengalami luka serius.

Sebagai informasi, Panya Khamrab adalah mantan kopral polisi yang diberhentikan dari kepolisian pada Juni lalu karena kepemilikan narkoba. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Polisi Nasional Thailand Jenderal Pol Damrongsak Kittiprapas.

Serangan itu adalah pembunuhan massal paling mematikan yang pernah dilakukan di Thailand oleh seorang pelaku tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com