Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Lain Anies Lain Ganjar

Kompas.com - 07/10/2022, 06:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dan nampaknya soal Anies dan Puan akan menjadi "element of surprises" tersendiri di ranah politik nasional jika keduanya akhirnya benar-benar harus bersanding.

Apalagi, di sisi lainnya, kepastian soal Anies dan Puan akan menjadi titik krusial bagi kandidat potensial lainnya untuk mengambil sikap, terutama Ganjar Pranowo.

Langkah cepat, tapi bertahap dari Surya Paloh dan Anies, nyatanya belum lengkap, karena baru memunculkan satu nama, sehingga kandidat lain, masih akan menunggu "puzzle" yang dimainkan Surya Paloh hingga lengkap tersusun.

Karena itu, sampai hari ini Ganjar Pranowo masih menebar senyum. Sekalipun Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bereaksi cepat dengan memunculkan nama Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid, toh nyatanya tidak dihadiri dan boleh jadi tidak diketahui oleh Ganjar Pranowo sendiri.

Dalam hemat saya, Ganjar Pranowo, yang konon didukung oleh Jokowi, masih berharap untuk berlaga di tahun 2024 dengan dukungan penuh Megawati Soekarnoputri dan PDIP.

Meskipun perkembangan hingga hari ini masih belum sesuai dengan harapan Ganjar Pranowo karena sikap-sikap politik PDIP yang masih memberi prioritas dan keleluasaan bermanuver politik kepada Puan, sikap politik Ganjar Pranowo toh masih cenderung memilih diam.

Hal itu sangat bisa dipahami karena waktu masih panjang. Sesuai jadwal, pendaftaran capres-cawapres akan dilakukan pada 19 Oktober-25 November 2023. Apapun bisa terjadi hingga waktu tersebut.

Bahkan tidak menutup kemungkinan PDIP menentukan sikapnya di waktu-waktu terakhir, sebagaimana biasanya, dan keputusan itu boleh jadi berpihak kepada Ganjar Pranowo.

Jadi memang dari sisi Ganjar Pranowo dan Jokowi belum ada urgensi untuk buru-buru bersikap.

Yang jelas, apapun itu, baik bersama PDIP ataupun tidak, tentu berbagai macam rencana strategis dan peluang telah diukur secara matang oleh Ganjar Pranowo dan Jokowi.

Dengan kata lain, boleh jadi Anies dan Surya Paloh memang memerlukan langkah cepat untuk bersikap, apapun alasannya dan kemana pun arahnya nanti.

Tapi tidak berarti kandidat potensial lain, terutama Ganjar Pranowo, juga ada dalam "sense of urgency" yang sama karena berbagai faktor.

Sebut saja, misalnya, perbedaan strategi politik atau memang pihak Ganjar Pranowo belum merasakan adanya urgensi untuk bersikap saat ini karena memang waktunya masih panjang.

Pendeknya, cepatnya penyikapan Surya Paloh dan Anies terhadap laga presidensial 2024 memang dibutuhkan oleh mereka, meskipun bukan faktor yang akan menentukan kemenangan Anies Baswedan juga di kemudian hari.

Begitu pula sebaliknya. Jalan berliku yang harus dilalui Ganjar Pranowo memang membutuhkan kalkulasi-kalkulasi tingkat tinggi dan penyikapan bijak kelas dewa.

Sehingga keputusan politik yang presisi dan pembacaan yang matang atas lingkungan politik yang ada akan menjadi bahan dasar dalam setiap sikap politik Ganjar Pranowo. Realitas politik yang sepertinya akan menarik untuk terus disimak hingga 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com