Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Lain Anies Lain Ganjar

Kompas.com - 07/10/2022, 06:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebut saja, misalnya, alasan kepentingan ekonomi politik Surya Paloh yang akan terakomodasi secara maksimal jika Anies terpilih nanti.

Dengan kata lain, peluang pendiri Partai Nasdem itu untuk menginjeksikan kepentingannya secara maksimal tidak akan bisa dilakukan jika kandidatnya bukan Anies Baswedan.

Apapun motivasi di balik perubahan jadwal pengumuman tersebut, termasuk apapun motivasi di balik pemilihan Anies dan bukan kandidat lain, kini Anies sudah resmi didukung oleh Partai Politik.

Kendati demikian, posisi Anies tentu belum sepenuhnya aman. Untuk benar-benar bisa maju sebagai calon presiden, setidaknya Nasdem masih membutuhkan satu atau dua partai lagi sebagai sekutunya.

Jika Anies akhirnya dipasangkan dengan calon presiden atau calon wakil presiden dari PDIP dan Gerindra, maka prasyarat kepartaian sudah terpenuhi.

Namun, peluang berpasangan dengan kedua partai tersebut tidaklah besar, terutama dengan Gerindra.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden akan dianggap sebagai bentuk pengkhianatan politik bagi Gerindra.

Sejak nama Anies muncul sebagai kandidat potensial, ketegangan sudah terjadi di internal partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

Kader senior Gerindra di DKI Jakarta, M Taufik, terpaksa harus melepas statusnya sebagai ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, karena secara terbuka memberikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju di konstestasi presidensial tahun 2024 nanti.

Dan hasil Kongres Gerindra tempo hari sudah mengunci dukungan tunggal pada Prabowo Subianto, tanpa membuka alternatif nama lain sebagai kandidat untuk diusung.

Sementara dengan PDIP, peluangnya masih 50:50. Santer dikabarkan setelah Puan Maharani bersilaturahmi ke Nasdem Tower dua bulan lalu, Anies dan Puan akan menjadi bakal pasangan calon yang akan diusung Nasdem dan PDIP.

Namun sinyal tersebut mulai terasa agak melemah mengingat Nasdem tidak memberikan indikasi yang jelas di acara pengumuman tempo hari terkait arah politik Anies Baswedan.

Bahkan, sebagaimana disampaikan sendiri oleh Anies, kapasitas untuk menentukan siapa yang akan menjadi pasangannya sepenuhnya diserahkan kepada Anies.

Jika kemudian Anies dan Nasdem akhirnya benar-benar parkir di Teuku Umar (PDIP), keputusan tersebut tentu akan menjadi sangat mengagetkan Cikeas, yang sempat merasa mendapat peluang kembali setelah cek kosong diberikan kepada Anies oleh Surya Paloh.

Artinya, untuk sementara waktu, peluang Anies ke Hambalang sangat kecil. Di sisi lain, peluang ke Teuku Umar masih terbuka, meskipun sinyalnya mulai melemah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com