Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Aremania Turun ke Lapangan untuk Semangati Pemain

Kompas.com - 05/10/2022, 16:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komnas HAM mengaku telah memulai penyelidikan tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur dengan mendatangi berbagai pihak terlibat sejak Senin (3/10/2022).

Dari hasil penyelidikan sementara, Komnas HAM menilai bahwa narasi yang berkembang bila kerusuhan pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu dipicu oleh suporter yang merangsek ke lapangan hijau tidak tepat.

Baca juga: Jokowi soal Gambaran Persoalan Tragedi Kanjuruhan: Pintu Terkunci, Tangga yang Tajam, dan Kepanikan

Komisioner bidang penyelidikan dan pemantauan Komnas HAM, Choirul Anam mengaku telah menelusuri kebenaran narasi yang menyebut bahwa Aremania hendak menyerang pemain dengan turun ke lapangan selepas laga Arema versus Persebaya itu.

"Kami, dengan beberapa Aremania, termasuk juga mengkroscek informasinya dengan para pemain. Mereka (suporter) merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain," kata Anam lewat keterangan video kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Fadli Zon Ungkap Reaksi Ketua DPR Inggris soal Tragedi Kanjuruhan: Sangat Tragis!

"Kami kroscek ke para suporternya, (mereka) bilangnya, 'Ya, kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema, jangan menyerah'," lanjutnya.

Pengakuan dari para Aremania ini, kata Anam, dicocokkan dengan para pemain Arema yang berada di lapangan setelah peluit panjang ditiup wasit. Keterangan kedua belah pihak disebut menguatkan satu sama lain.

"Jadi dia (pemain) menyampaikan, terus juga menunjukkan video yang diambil oleh orang lain. 'Ini saya, Mas, ketika saya dirangkul oleh suporter, kami pelukan dan ada satu komunikasi bahwa ini satu jiwa, ayo jangan menyerah, jangan menyerah'," ungkap Anam.

Baca juga: Kondisi Korban Luka Tragedi Kanjuruhan: Patah Tulang dan Baru Bisa Buka Mata Setelah 2 Hari

Ia memastikan, tidak ada pemain yang terluka akibat turunnya suporter Arema ke lapangan.

"Jadi, kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana mau menyerang, pemain itu bilang bahwa itu tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu," tambah Anam.

Anam menyebutkan bahwa keterangan ini penting karena hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi di Stadion Kanjuruhan terkendali setelah Arema kalah dari Persebaya, sebagaimana tergambar dalam beberapa rekaman yang menyebar di media sosial.

Baca juga: Cegah Tragedi Kanjuruhan Terulang, Jokowi Perintahkan Menteri PUPR Audit Stadion Se-Indonesia

Informasi yang mereka peroleh dari perangkat pertandingan pun, kondisi di lapangan memang terkendali selama beberapa waktu.

"Banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu (kericuhan) akibat gas air mata. Gas air mata lah yang membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itu lah yang membuat banyak jatuh korban," tutup Anam.

Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan menyebabkan sedikitnya 131 orang tewas menurut data teranyar Polri, dengan 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun berdasarkan data Kementerian PPPA, serta 4 anak dilaporkan belum ditemukan hingga Selasa (4/10/2022) malam berdasarkan data Aremania.

Baca juga: Jokowi: Saya Minta TGIPF Ungkap Hasil Penelusuran Tragedi Kanjuruhan Secepatnya

Jatuhnya korban jiwa diakibatkan oleh tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi ke tribun penonton, membuat para suporter tunggang-langgang mencari selamat, sehingga menimbulkan overkapasitas di pintu-pintu keluar yang tak semuanya terbuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com