JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto angkat bicara mengenai adanya kelompok relawan yang menggugat Undang-Undang Pemilihan Umum agar ia bisa maju sebagai calon presiden berduet dengan Presiden Joko Widodo.
Prabowo mengaku akan mengikuti perkembangan terkait itu meski selama ini ia juga selalu berkoordinasi dengan Jokowi sebagai sesama pemimpin di Indonesia.
"Saya akan mengikuti perkembangan, tentunya Anda tahu bahwa saya ini selalu koordinasi dengan Pak Jokowi. Kita sebagai katakanlah pemimpin, kita harus sadar bahwa dengan persatuan dengan kekompakan Indonesia akan kuat dan berhasil," kata Prabowo di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, Sabtu (1/10/2022).
Baca juga: Gerindra Tak Keberatan jika Jokowi Jadi Cawapres Prabowo, tapi…
Ketua Umum Partai Gerindra itu pun mengaku bahwa dirinya memiliki chemistry dengan Jokowi, meski keduanya pernah dua kali menjadi rival pada Pilpres 2014 dan 2019.
Ia mengatakan akan terus membicarakan upaya-upaya terbaik untuk bangsa Indonesia bersama Jokowi.
"Anda tahu kan chemistry saya sama Pak Jokowi, jadi kita akan bicarakan terus yang terbaik untuk bangsa, yang terbaik untuk negara kita akan pikirkan," ujar Prabowo.
Sementara itu, ketika menghadiri Upacara Kesaktian Pancasila pagi ini, Prabowo tampak berbincang cukup lama dengan Jokowi.
Namun, ia enggan mengungkapkan pembicaraannya dengan Jokowi saat ditanya oleh wartawan.
"Kenapa sih mau tahu saja," katanya sambil tertawa.
Baca juga: Gugat UU Pemilu ke MK, Sekber Prabowo-Jokowi Butuh Kepastian Presiden Dua Periode Boleh Jadi Wapres
Aturan tentang syarat pencalonan presiden dan wakil presiden yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu) digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Penggugat merupakan Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi 2024-2029.
Ketua Koordinator Sekretariat Bersama Prabowo-Jokowi 2024-2029 Ghea Giasty Italiane mengakui, pihaknya mendorong pencalonan Presiden Joko Widodo sebagai cawapres Prabowo Subianto pada Pemilu 2024.
Usulan ini diklaim sebagai upaya untuk menghilangkan polarisasi yang telah berlangsung sejak 2014.
"Sudah saatnya masyarakat bersatu, tidak terpecah belah lagi," kata Ghea.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.