Satu peluru rakelings sempat mengenai istri Nasution di bagian kepala, dan satu lagi di dada, mengakibatkan Johana sedikit terluka.
Johana pun mengajak Nasution dan lainnya melarikan diri melalui pintu yang menembus ke kamar sebelah dan gang depan kamar mandi.
Nasution dan keluarganya pun berhasil keluar ke samping rumah. Sewaktu hendak naik ke tembok, Nasution melihat dengan jelas bahwa anak 5 tahunnya berlumuran darah karena tembakan di punggung.
Baca juga: Profil 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur pada Peristiwa G-30-S
Saat itu dia hampir kembali untuk menghadapi pasukan Cakrabirawa. Namun, sang istri mencegahnya.
Johana meminta dengan sungguh-sungguh supaya suaminya menyelamatkan diri secepat mungkin.
Kali ini Nasution menurut. Dia lantas memanjat dan melompat melewati tembok ke samping rumah.
Upaya pelarian itu bukannya tanpa gangguan. Saat melewati tembok, pasukan Cakrabirawa lagi-lagi memberondong Nasution dengan tembakan.
Rupanya, Cakrabirawa benar-benar mengepung seluruh sisi rumah Nasution. Namun, titik pelarian Nasution itu tak terlalu terlihat oleh pasukan.
"Tetapi syukur alhamdulillah, tak ada peluru yang mengenai diri saya," kata Nasution.
Nasution pun dengan jelas mendengar anggota Cakrabirawa yang berteriak, "Ada orang lari ke sebelah! Tidak kena! Pelurunya kurang ke bawah".
Berhasil melompati tembok, Nasution kini berada di pekarangan Kedutaaan Besar Irak. Dia lantas bersembunyi di belakang drum air.
Baca juga: Peringatan G-30-S, Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September, dan Hari Kesaktian Pancasila
Kabar pengepungan kediaman Nasution pun terdengar oleh para petinggi militer. Mereka lantas mengerahkan pasukan untuk menyelamatkan dan menjaga rumah jenderal itu.
Sekitar dua jam lamanya Nasution bersembunyi dari kejaran pasukan Cakrabirawa.
Pukul 06.30, dia diselamatkan oleh pasukan TNI dari tempat persembunyian. Saat itu, Cakrabirawa sudah meninggalkan rumah Nasution.
Sementara, Ade Irma Suryani yang tertembak sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Peristiwa dini hari itu juga merenggut Letnan Piere Tendean, ajudan Nasution.
Nasution pun menjadi saksi sejarah mencekam peristiwa G30S PKI di tanah air. Dia tutup usia pada 6 September 2000 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.