Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks KSAU: Proyek “Drone” Elang Hitam Disetop Tunjukkan Tak Ada Rencana Jangka Panjang

Kompas.com - 21/09/2022, 14:27 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (Purn) Chappy Hakim menilai dihentikannya proyek drone Elang Hitam tak lepas karena pengembangannya tak dibarengi dengan perencanaan strategis jangka panjang.

Apalagi dalam perjalanannya, proyek Elang Hitam disebut sudah salah sejak awal karena mengejar kemampuan kombatan yang berdampak pada terbatasnya Indonesia mendapatkan teknologi kunci.

“Momen dibatalkannya itu pelajaran yang bisa kita petik, ternyata ‘oh iya kita memang tidak punya rencana strategis jangka panjang’,” kata Chappy saat dihubungi, Rabu (21/9/2022) siang.

Baca juga: BRIN Alihkan Proyek Drone “Elang Hitam” ke Versi Sipil, Kini Dikembangkan untuk Awasi Kebakaran Hutan

Chappy menuturkan, perencanaan strategis jangka panjang seharusnya sudah tertuang sejak berjalannya proyek Elang Hitam.

Dalam pelaksanaannya, perencanaan strategis jangka panjang itu juga harus disosialisasikan kepada masyarakat sebagai pembayar pajak.

Menurutnya, sosialisasi ini akan membuat masyarakat yang mempunyai minat terhadap drone bisa turut berkontribusi.

“Itu adalah kebersamaan pembangunan nasional,” kata dia.

Baca juga: Beralih ke Versi Sipil, Kemampuan Kombatan Drone Elang Hitam Dipastikan Sirna

Di sisi lain, Chappy menegaskan Indonesia tidak mungkin bisa mendapatkan teknologi secara gratis.

Baginya, transfer teknologi dalam sebuah pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) hanyalah sebatas jargon semata.

Sebab, tak ada satu negara pun yang akan mau memberikan teknoliginya secara cuma-cuma.

Untuk mengejar teknologi itu, kata Chappy, Indonesia harus menjalin kerja sama dengan negara-negara maju.

Baca juga: Kendala Teknologi Kunci Penyebab Proyek Drone Elang Hitam Dialihkan

Terlebih, peluang Indonesia untuk mendapatkan teknologi dalam kerja sama tersebut sangat terbuka lebar. Hal ini tak lepas karena Indonesia mempunyai daya tawar tinggi di dunia internasional.

“Kita kalau mau bekerja sama, orang rebutan sebetulnya, karena banyak yang diperoleh dari kita,” ucap dia.

“Sementara kita kurang atau bahkan tidak menyadari bahwa kita punya daya tawar yang tinggi sekali,” ujar Chappy.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memutuskan untuk menghentikan proyek drone Elang Hitam.

BRIN berdalih bahwa proyek ini tidak dihentikan, melainkan dialihkan ke versi sipil.

Baca juga: Proyek Drone Elang Hitam Disebut Salah Langkah sejak Awal

Ketua BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan kesalahan sejak awal dalam proyek Elang Hitam karena ingin mengejar kemampuan kombatan.

Menurut dia, langkah tersebut membuat Elang Hitam untuk mendapatkan teknologi kunci menjadi sangat terbatas.

“Karena semua negara membatasi transfer teknologi kunci terkait hankam (pertahanan keamanan),” ujar Laksana, Senin (19/9/2022).

Dengan pengalihan ke versi sipil, Laksana mengeklaim bahwa ke depan, Elang Hitam memiliki pangsa yang lebih menjanjikan. Misalnya, peruntukan Elang Hitam untuk mengawasi lahan atau monitoring kebakaran hutan.

Selain itu, Laksana menegaskan pengalihan proyek Elang Hitam ke depan tak banyak mendapat restriksi atau pembatasan sebagaimana yang terjadi pada versi militer untuk pertahanan dan keamanan.

Adapun proyek Elang Hitam merupakan salah satu Program Strategis Nasional dari Presiden Joko Widodo pada 2016.

Proyek ini digadang-gadang ini untuk menjaga kedaulatan negara dari ancaman yang semakin kompleks.

Terdapat lintas kementerian dan lembaga yang terlibat dalam proyek ini, meliputi Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Udara, PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Len Industri (Persero), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Elang Hitam kali pertama diperkenalkan di PT Dirgantara Indonesia pada 30 Desember 2019.

Dikutip dari Kompas.id, Elang Hitam mempunyai kemampaun terbang pada ketinggian menengah mencapai 15.000-30.000 kaki dan mampu terbang selama 24-30 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com