Ia mengungkapkan, seluruh satuan pendidikan kelautan dan perikanan telah menerapkan teaching factory, yakno skema pembelajaran 70 persen praktik dan 30 persen teori.
Tak hanya itu, imbuh Kusdiantoro, BRSDM Kementerian KP juga memiliki kebijakan dengan memberikan kuota peserta didik sekitar 60 persen yang ditujukan untuk anak pelaku utama kelautan dan perikanan.
Anak pelaku kelautan dan perikanan itu adalah mereka yang berasal dari keluarga nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, penggaram dan pemasar hasil perikanan.
"Afirmatif kebijakan ini memberikan kesempatan besar pada anak pelaku utama mengenyam pendidikan secara gratis,” jelas Kusdiantoro.
Artinya, sebut dia, negara hadir memberikan perlindungan dan kesempatan besar kepada anak pelaku utama.
Utamanya, setelah lulus nanti agar anak pelaku utama dapat melakukan transformasi usaha mereka sehingga memiliki pendapatan lebih dan semakin sejahtera.
Baca juga: Benarkah Investasi Jangka Panjang Tidak Perlu Sering Perhatikan Kondisi Pasar?
“Pendidikan merupakan investasi jangka panjang negara untuk kehidupan masyarakat lebih baik ke depannya," ucap Kusdiantoro.
Kerja sama tersebut, lanjut dia, juga merupakan bagian dari upaya mendukung lima program prioritas Kementerian KP, khususnya dalam meningkatkan pengembangan budi daya laut, pesisir, dan tawar.
Untuk pelaksanaan dalam waktu dekat dari kerja sama itu, Kusdiantoro menjelaskan, BRSDM akan mengajak Jeju National University dalam pengembangan Smart Fisheries Village (SFV) dengan komoditas ikan kerapu di Gondol, Bali.
“MoU ini menandai awal kemitraan BRSDM dan Jeju National University dalam kolaborasi akademik, teknologi perikanan terapan, dan pengembangan usaha perikanan berbasis masyarakat,” ucapnya.
Ia menilai bahwa kerja sama tersebut sangat penting untuk komoditas perikanan secara ekonomi dengan menggunakan teknologi akuakultur yang inovatif.
“Saya percaya, melalui upaya dan komitmen yang kuat, kami akan dapat mencapai tujuan serta dapat terus mengembangkan hubungan kerja sama yang lebih baik,” jelas Kusdiantoro.
Baca juga: Pertemuan Menteri Ketenagakerjaan G20, Wapres Dorong Kerja Sama Wujudkan Dunia Kerja yang Inklusif
Ia pun berharap, kerja sama tersebut dapat diimplementasikan serta menghasilkan program-program terbaik yang dapat mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan.
Senada dengan Kusdiantoro, Presiden JNU Kim Eel Hwan berharap, kerja sama tersebut dapat diimplementasikan dengan maksimal.
Ia mengaku bahwa pihaknya sangat mendukung kerja sama dengan BRSDM Kementerian KP.