Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habiburokhman Usulkan MKD Panggil Dudung Abdurachman

Kompas.com - 14/09/2022, 16:38 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Habiburokhman menyarankan pemanggilan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abrurachman.

Ia menjelaskan Dudung perlu dimintai klarifikasi soal berbagai video dari anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang mengecam pernyataan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-P, Effendi Simbolon.

“Saya akan usul juga dipanggil juga dong biar clear semua jadi masalah ini biar selesai,” tutur Habiburokhman ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022.

Baca juga: Beredar Video KSAD Dudung Perintahkan Prajurit Kecam Effendi Simbolon

Ia tak ingin pernyataan Effendi menjadi polemik yang melebar dan berkepanjangan.

Pasalnya, Effendi pun telah meminta maaf atas pernyataan yang disampaikan dalam rapat bersama Komisi I, Senin (5/9/2022) lalu, itu.

“Effendi sudah meminta maaf ya silakan, tapi kalau ada respon yang berlebihan, respon yang tidak tepat, juga baiknya ditertibkan,” ujarnya.

Habiburokhman mengungkapkan MKD pun bakal memanggil Effendi, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: MKD Bakal Panggil Effendi Simbolon Terkait Pernyataannya soal TNI

Sebab ia dilaporkan ke MKD atas pernyataannya itu oleh dua pelapor.

“Yang satu perseorangan, yang satu atas nama Pemuda Panca Marga soal rapat di Komisi I,” katanya.

Diketahui Effendi menuai banyak kecaman karena pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan dan organisasi masyarakat (ormas).

Hal itu disampaikan Effendi pada Panglima TNI Andika Perkasa saat rapat kerja bersama Komisi I DPR pekan lalu.

Mulanya Effendi menyinggung soal informasi ketidakharmonisan di tubuh TNI yang melibatkan Andika dan Dudung.

Baca juga: Dudung Respons Effendi Simbolon, Singgung Hak Anggota Dewan dan Harga Diri TNI

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," sebutnya.

Namun hari ini Effendi telah meminta maaf atas pernyataan tersebut.

Ia mengaku telah berkomunikasi dengan Andika dan tidak mendapatkan persoalan.

Sementara itu pesan singkat Effendi pada Dudung belum mendapatkan balasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com