Tiga peristiwa tersebut memperlihatkan betapa kerawanan yang dihadapi dalam perspektif ancaman yang datang dari dan melalui wilayah udara kedaulatan sebuah negara. Peristiwa tragis serangan 11 September telah menjadikan penerbangan sipil komersial sebagai potensi ancaman serangan udara oleh teroris.
Pasca 9/11 Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya telah merestrukturisasi sistem pengendalian lalu lintas udara nasional. Mereka membangun ulang civil military air traffic flow management system demi keamanan nasional.
Sistem pertahanan udara nasional sangat terpengaruh oleh kemajuan teknologi penerbangan dan terutama teknologi persenjataan. Terlihat munculnya dunia siber yang ditandai dengan perkembangan penggunaan drone, sistem autonomous dan artificial inteligent sangat memengaruhi disain sistem pertahanan sebuah negara.
Cyber world dikenal sekarang sebagai sudah menjadi domain ke 5 setelah daratan, perairan, udara, dan ruang angkasa. Hal ini tampak dari betapa beberapa negara maju telah membangun angkatan angkasa luar.
Amerika Serikat telah membentuk space force dalam jajaran angkatan perangnya pada tahun 2019. Angkatan Perang Amerika Serikat kini terdiri dari US Army, US Marine, US Navy, US Air Force, Coast Guard, dan US Space Force.
Cyber world juga telah mengembangkan sistem komando dan pengendalian berteknologi tinggi seperti pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) dan gelar sistem komando berbasis satelit.
Dengan demikian maka strategi dalam menyusun disain sistem pertahanan ibu kota negara harus dimulai dari sistem pertahanan udara nasional. Dalam konteks ini harus jelas terlebih dahulu ketika menentukan wilayah udara nasional yang harus di awasi sesuai dengan lokasi dari tingkat kerawanan masing masing.
Penentuan itu akan berpengaruh langsung kepada gelar sistem senjata (rudal, pesawat terbang dan radar hanud) pendukungnya. Kesemua itulah yang kiranya harus menjadi pertimbangan yang mendasar dalam menyusun strategi dari gelar sistem pertahanan udara ibu kota negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.