Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Nilai Perpanjangan Masa Jabatan Presiden sebagai Sebuah Kemunduran Demokrasi

Kompas.com - 04/09/2022, 18:34 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai, perpanjangan masa jabatan presiden merupakan sebuah kemunduran demokrasi.

Menurut AHY, perpanjangan masa presiden sehari pun tanpa melalui pemilihan umum (Pemilu) merupakan bentuk pelanggaran konstitusi.

"Apakah ada indikasi yang mengarah ke sana? Silakan kita renungkan bersama, tapi paling tidak, ada upaya untuk melanggengkan kekuasaan tanpa melalui democratic elections," ujar AHY dalam acara "Sekolah Demokrasi" yang digelar LP3ES, Minggu (4/9/2022).

"Memperpanjang masa jabatan presiden itu sebagai sebuah kemunduran demokrasi yang luar biasa kalau itu terjadi," ucapnya.

Baca juga: Jokowi Jadi Capres Paling Diinginkan di Musra, Demokrat: Skenario Wacana 3 Periode

AHY pun mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan adanya wacana perpanjangan presiden yang masih bergulir.

Wacana tersebut, kata dia, bisa mengembalikan kondisi negara kembali ke era otoritarian yang tidak demokratis.

"Jangan sampai Indonesia yang kita cintai ini, yang sudah sekian tahun kita menikmati demokrasi tentu dengan segala suka duka dan jatuh bangunnya, jangan sampai kita kembali ke masa otoritarian," papar AHY.

"Bayangkan, kita semua mengikuti ketika ada upaya bukan hanya narasi tetapi juga ada operasi politik untuk bisa menambah masa jabatan nambah jabatan setahun, dua tahun, tiga tahun berapa pun lamanya" ucapnya.

Baca juga: Projo: Kita Tak Bisa Halangi Rakyat Ingin Dukung Jokowi 3 Periode

AHY menilai, masa jabatan Presiden Republik Indonesia idealnya cukup dipilih hanya dua periode atau 10 tahun menjabat.

Jangan sampai, kata dia, narasi-narasi usang seperti belum selesainya pembangunan menjadi alasan untuk memperpanjang masa jabatan kepala negara.

"Jangan sampai kita tergoda untuk menambah masa presiden, misalnya bisa dipilih hingga tiga periode, karena menurut saya, dua periode itu cukup. Mengapa? Karena terbukti, di masa lalu juga sama narasinya pembangunan belum selesai akhirnya bisa dipilih berapa kali pun," ucap AHY.

Diberitakan sebelumnya, dalam pelaksanaan Musra I di Bandung, Jawa Barat, 28 Agustus 2022, Presiden Jokowi mendapat seruan untuk melanjutkan periode kepemimpinannya.

Seruan itu disampaikan langsung oleh para peserta Musra.

Jokowi bercerita, di ruang tunggu sebelum acara itu dimulai, banyak yang berbisik-bisik bertanya kepadanya soal arah politik pada 2024 dan sosok siapa yang akan memperoleh dukungan dari para pendukung Jokowi.

Ia kemudian meminta kepada para pendukungnya agar tidak terburu-buru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com