Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Projo Sebut Musra Relawan Jokowi Penting untuk Mendengar Suara Rakyat

Kompas.com - 29/08/2022, 08:48 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum organisasi relawan Projo yang juga penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra), Budi Arie Setiadi memberikan tanggapan atas pidato Presiden Joko Widodo di agenda Musra 1 di Bandung pada Minggu (28/8/2022).

Menurutnya, Musra tetap penting untuk mendengar suara masyarakat, salah satunya terkait calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.

"Presiden Jokowi menegaskan dalam pidato di Musra 1 Jawa Barat di Bandung bahwa secara konstutusi pen-capresan itu hanya dapat dilakukan oleh partai atau gabungan partai politik," ujar Budi Arie saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (29/8/2022).

"Meskipun pada saat pemilihan tetap rakyat yang menentukan. Karena itu Musra sangat penting menjadi instrumen demokrasi untuk mendengar suara rakyat," tegasnya.

Baca juga: Lagi, Jokowi Tegaskan Taat Konstitusi Tanggapi Usulan Presiden 3 Periode

Oleh karenanya, dia memastikan nama-nama yang akan muncul dalam rangkaian pelaksanaan Musra di berbagai daerah di Indonesia ini merupakan aspirasi dari masyarakat.

Sehingga nantinya siapapun yang dikehendaki rakyat akan tetap dimunculkan dalam Musra ini.

"Nama- nama itu kan aspirasi dari rakyat. Siapapun yg dikehendaki rakyat pasti akan dimunculkan baik kader parpol atau pun bukan. Musra itu open option," kata Budi Arie.

Dia melanjutkan, saat ini panitia Musra sedang bersiap melaksanakan agenda yang sama di berbagai daerah di Indonesia.

"Kami akan menggelar di Makassar. Sedang dirapatkan tanggalnya dan seluruh persiapan teknisnya. Nanti ada pemberitahuan lebih lanjut," tambahnya.

Baca juga: Didukung 3 Periode saat Musyawarah Rakyat, Jokowi: Konstitusinya Enggak Boleh

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi memberikan pidato saat menghadiri acara Musra 1 di Arcamanik, Bandung, Jawa Barat pada Minggu.

Pada kesempatan itu, Jokowi menyebutkan soal aturan bahwa capres dan cawapres yang maju dalam kontestasi pemilihan umum (pemilu) harus diusung oleh partai atau gabungan partai.

"Memang, kita harus tahu juga, bahwa menurut undang-undang (UU), menurut konstitusi yang mengusung capres-cawapres adalah partai atau gabungan partai. Iya. tmTapi pada saat pencoblosan itu yang menentukan gantian. Adalah rakyat," kata Jokowi

"Jadi sekali lagi, Musra adalah instrumen berdemokrasi. dan kita harapkan, Musra bisa memunculkan pemimpin-pemimpin yang dicintai rakyat, yang mau dekat dengan rakyat, yang mau turun ke bawah. Tidak hanya duduk enak di istana," lanjutnya.

Baca juga: Relawan Minta Tiga Periode, Jokowi: Jangan Sampai Ramai, Ini Wacana

Selain itu, Jokowi pun kembali menegaskan pesan agar para relawan tidak terburu-buru soal siapa capres yang didukung.

Mantan Wali Kota Solo itu meminta relawan jangan salah dalam menentukan dukungan.

"Jangan salah kita, menentukan siapa, setuju? Saya titip lagi, hati-hati, hati-hati. Jangan buru-buru. Saya ulang lagi, jangan keliru, jangan salah menentukan sikap, setuju ndak?," tambah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com