Ade menyebutkan, ada lima luka tembak yang masuk dan empat luka tembak keluar di tubuh Brigadir J.
Kendati demikian, ia tidak menjelaskan lokasi persis dari luka tembakan tersebut.
"Kita melihat bukan arah tembakan, tapi arah masukan peluru. Ada lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar," kata Ade.
Baca juga: Otopsi Ulang, Tim Forensik Sebut Jari Brigadir J Patah akibat Tersambar Peluru
Ade hanya menegaskan, ada dua luka fatal, yaitu di bagian dada dan kepala Brigadir J.
Lebih lanjut, Ade menyebutkan, ada satu luka tembakan bersarang di dekat tulang belakang.
Jari patah
Selain itu, Ade menyatakan bahwa ada dua jari Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang patah.
Dua jari itu adalah jari manis dan kelingking tangan kiri.
Menurut dia, jari tersebut patah akibat sambaran peluru keluar.
“Itu adalah yang jarinya itu adalah arah alur lintasan anak peluru, jelas sekali peluru keluar mengenai jarinya. Jadi itu memang alur lintasan, kalau bahasa awamnya mungkin tersambar ya seperti itu,” ujar Ade.
Baca juga: Tim Forensik Sebut Tak Ada Tekanan dalam Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J
Kemudian, ia menyatakan, tidak ada kuku Brigadir J yang dicabut atau copot.
Ia juga menyebutkan, tidak ada organ tubuh Brigadir J yang hilang.
Menurut Ade, saat tim dokter melakukan otopsi ulang, semua organ tubuh Brigadir J ada di dalam tubuhnya.
Namun, Ade mengakui bahwa memang otak Brigadir J pindah ke bagian dada.
“Yang jelas dikembalikan ke tubuh, namun memang itu tadi ada yang dengan pertimbangan karena jenazah ditransportasikan sehingga harus dilakukan beberapa tindakan yang seperti tadi ditempatkan di tempat-tempat akan tidak mengalami ceceran segala macem,” ujar dia.