Ia menolak dengan alasan tidak mau didikte oleh Belanda. Ia ditahan sebagai tahanan politik mulai 1954 hingga 1961.
Setelah keluar penjara, Kaisiepo mendirikan partai politik Irian. Di mana dengan tujuan utama menggabungkan wilayah Nugini sebagai bagian Indonesia.
Pada waktu, ia juga membantu dan melindungi prajurit Indonesia yang menyelundup pada masa Trikora.
Pada waktu itu merupakan salah satu masa yang penting dalam sejarah Indonesia dengan dibentuknya Tiga Komando Rakyat (Trikora) oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961.
Hasil utama Trikora adalah Perjanjian New York pada 15 Agustus 1963 yang memaksa Belanda harus menyerahkan kekuasaan Irian Barat ke Indonesia.
Frans Kaisiepo meninggal pada 10 April 1979. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura.
Baca juga: BI Luncurkan Uang Baru 2022, Ini Cara Mendapatkannya
Pada 1993, Frans Kaisiepo dikenang sebagai pahlawan nasional. Ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993.
Frans Kaisiepo juga diabadikan sebagai nama bandara di Biak, dan nama kapal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL).
(Penulis : Ari Welianto | Editor : Ari Welianto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.