Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak-Cucu Soeharto Ingin Lolos Pemilu 2024 dan Melenggang ke Senayan...

Kompas.com - 18/08/2022, 06:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) diwarnai berbagai dinamika.

Salah satunya adalah momen di mana ternyata keluarga almarhum Presiden Kedua RI Soeharto memiliki partai politik baru dan berharap ikut Pemilu 2024.

Namun, sebelum resmi mengikuti Pemilu, mereka harus melalui berbagai tahapan yang mana salah satunya proses pendaftaran di KPU.

Tercatat, ada dua partai politik yang melekat dengan keluarga Soeharto, yakni Partai Swara Rakyat Indonesia (Parsindo) dan Partai Karya Republik (Pakar).

Baca juga: Cucu Soeharto Daftarkan Pakar Jadi Calon Peserta Pemilu 2024

Parsindo, menjadi pelabuhan terkini bagi anak Soeharto, Tommy Soeharto setelah tersingkir dari Partai Beringin Karya (Berkarya).

Sementara Pakar, dipimpin oleh Ari Sigit, cucu Soeharto dari anaknya nomor 2, Sigit Harjojujadanto.

Loyalis Soeharto

Parsindo mengaku mendatangi KPU tidak tanpa tujuan.

Mereka optimistis bahkan meraih suara lima besar di parlemen, jika lolos sebagai peserta Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Parsindo, Jusuf Rizal di KPU, Jumat (12/8/2022).

Menurut Jusuf, target itu tidak muluk-muluk jika melihat basis suara loyalis Soeharto.

Spesifiknya, kata Jusuf, Parsindo ingin meraih 50 kursi di Senayan.

Baca juga: Parsindo Fokus Garap Suara Loyalis Soeharto, Klaim Incar 5 Besar Suara Terbanyak DPR

Jusuf mengungkit loyalis Soeharto dalam optimisme Parsindo menuju Senayan.

Ia menyatakan, target Parsindo didukung hampir 20 juta pendukung Soeharto.

"Kami bangkitkan mereka dan agar mereka menjadi bagian dari pembangunan bangsa dan suara mereka kita rangkul melalui Parsindo," jelas Jusuf, Jumat.

Ia mengatakan, tidak ada partai politik yang sanggup bertahan jika tak memiliki basis massa. Di sisi lain, partai itu juga menjual figur tertentu.

"Ada partai lain yang bisa menggarap loyalis Soekarno. Soeharto kan punya juga loyalis," ungkap Jusuf.

Mantan Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto saat konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2019). Kunjungan Partai Berkarya ke DPP PKS tersebut sebagai wujud konsolidasi yang membahas sejumlah isu setrategis dan persiapan menghadapi Pilkada 2020. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Mantan Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto saat konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2019). Kunjungan Partai Berkarya ke DPP PKS tersebut sebagai wujud konsolidasi yang membahas sejumlah isu setrategis dan persiapan menghadapi Pilkada 2020. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd.

Baca juga: Bidik Suara Loyalis Soeharto, Parsindo Dinilai Harus Belajar dari Pengalaman Berkarya

Bicara loyalis Soeharto, peneliti ahli utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor berpandangan, hal itu sulit dilakukan Parsindo.

Pasalnya, dia melihat loyalis Soeharto saat ini sudah menipis, bahkan sedikit jumlahnya.

"Saya kira iya, susah lah kalau mereka menargetkan loyalis Soeharto ya," kata Firman saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/8/2022).

Menurutnya, loyalis Soeharto yang menipis itu terlihat dari Partai Beringin Karya (Berkarya).

Adapun Partai Berkarya merupakan pelabuhan politik Tommy Soeharto, sebelum di Parsindo.

Baca juga: Aset Tommy Soeharto Tidak Laku Dilelang, Pemerintah Tak Patah Arang

Saat itu, pada Pemilu 2019, Partai Berkarya tidak lolos ke Senayan akibat perolehan suara sekitar 2 persen.

"Saya kira itu bisa menjadi barometer yang cukup bisa melihat situasi dalam 'loyalis' Soeharto itu," ucapnya.

Namun, menipis bukan berarti tidak ada sama sekali. Diakuinya, loyalis Soeharto masih ada di sebagian masyarakat.

Loyalis Soeharto disebut masih ada di sebagian masyarakat akar rumput (grassroot).

"Ada beberapa momen ketika saya ngobrol dengan kalangan grassroot, selalu bilang, 'ah enakan zaman pak Harto, apa apa murah, aman. Kita mau keluar jam 10 malam, enggak khawatir. Terus enggak terlihat ada polarisasi atas dasar etnisitas, agama, di zaman itu," beber Firman.

Tak sampai situ, sebagian juga menilai di zaman Soeharto, suasana politik lebih stabil dan anak-anak dapat sekolah gratis.

Tak bisa dipungkiri, kata Firman, hal-hal itu menjadi keunggulan atau prestasi Soeharto memimpin pemerintahan Orde Baru.

Target lolos Senayan

Sama seperti Parsindo, Pakar yang digawangi cucu Soeharto, Ari Sigit itu juga mengungkapkan target partai ke depannya.

Ari Sigit yakin, partainya itu bisa ikut Pemilu dan melenggang ke Senayan sebagai partai parlemen di 2024.

"Kalau kami lolos untuk Pemilu 2024, insya Allah target parliamentary threshold (ambang batas lolos DPR RI, 4 persen suara) insya Allah bisa kita capai," kata Ari di Kantor KPU, Minggu (14/8/2022).

Baca juga: Beda Marcos Jr dengan Tommy Soeharto

Dia melanjutkan, Pakar hanya mendaftarkan sekitar 33.000-35.000 anggota.

Beda Parsindo, beda pula Pakar. Ari menegaskan, partainya tidak akan menonjolkan sosok Soeharto dalam upaya mendulang suara.

Soal basis massa Pakar pun, Ari juga tak menyebutnya secara spesifik.

"Kami berkomitmen pada nasionalis dan agamis. Jadi, Pakar itu ke depannya apa yang bagus dari program Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi maupun orde sekarang yang bagus pasti akan kita teruskan," tutur Ari.

Ari melanjutkan, Pakar ingin memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara.

Caranya, kata Ari, akan mengutamakan kepentingan rakyat, income per kapita dan mengurangi utang negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com