Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dandi Supriadi, MA (SUT), PhD,
Dosen Jurnalistik

Kepala Kantor Komunikasi Publik Universtas Padjadjaran. Dosen Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Selain minatnya di bidang Jurnalisme Digital, lulusan pendidikan S3 bidang jurnalistik di University of Gloucestershire, Inggris ini juga merupakan staf peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad.

Jurnalisme Data dalam Perbincangan Jurnalisme Digital

Kompas.com - 15/08/2022, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yang menjadi pertanyaan, apakah Jurnalisme Data itu memang diperlukan dalam dunia jurnalisme saat ini?

Ataukah ini merupakan langkah yang terlalu jauh dalam kegiatan jurnalisme mengingat dapat terbongkarnya isu-isu sensitif?

Dapat dikatakan, Jurnalisme Data saat ini adalah sebuah keniscayaan. Mengapa demikian? Karena hari ini, informasi tentang sebuah kejadian dapat mengalir ke publik pada saat yang sama dari berbagai sumber, saksi mata, blog, ataupun status media sosial.

Setelah mengalir, kemudian ramai-ramai mencari "likes", dikomentari, dan kemudian lebih sering diabaikan.

Tidak ada nilai berita yang diperjuangkan, tidak ada upaya memberikan pengaruh positif kepada publik, selain hanya mencari sensasi dan popularitas.

Kejadian di Cibubur baru-baru ini menjadi alarm buat kita semua tentang bagaimana publik memperlakukan media digital. Pertengahan Juli 2022, terjadi kecelakaan di jalanan Kota Cibubur, yang mengakibatkan seorang korban terjepit.

Banyak orang di sekitarnya yang melihat kejadian, namun hanya satu orang yang kemudian bergerak menolong.

Yang lainnya sibuk membuat video di telepon genggam masing-masing karena ingin segera membagikan kejadian tersebut di jaringan media sosial.

Kasus di atas menunjukkan, teknologi informasi digital dan perkembangan komunikasi siber telah menciptakan dunia baru bagi popularitas dan cara masyarakat bersosialisasi.

Apabila tidak dijaga, kehadiran teknologi informasi tersebut dapat menurunkan segi-segi kemanusiaan dan menghilangkan nilai-nilai penting dari informasi itu sendiri.

Inilah mengapa Jurnalisme Data menjadi sangat penting. Sesuai dengan tujuan jurnalisme, kegiatan mengumpulkan, menyaring, dan memvisualisasikan apa yang terjadi juga harus mampu mengangkat nilai dan arti di luar apa yang dapat dilihat mata.

Dulu, hal ini sulit dilakukan karena keterbatasan kemampuan jurnalis dalam menginterpretasikan fakta yang ia temukan.

Saat ini, Jurnalisme Data dapat mencari hubungan-hubungan yang tidak terlihat langsung antara kegiatan sehari-hari setiap individu dengan isu global yang terjadi.

Data begitu terserak, dan jurnalis dengan bantuan teknologi dapat menjalin serakan tersebut menjadi sebuah hubungan yang masuk akal dan penting untuk diketahui.

Tentu saja, kemampuan menggali data yang terserak dan menginterpretasi fakta harus dibarengi kemampuan dan keterampilan untuk menjadi jurnalis yang objektif dan cakap dalam menganalisis data.

Apabila tidak, kekayaan materi informasi yang dimiliki jurnalis dapat disalahgunakan atau bahkan merugikan publik.

Cheryl Philips, jurnalis The Seattle Times, menyinggung pentingnya kemampuan menganalisis data sebagai kekuatan utama dalam Jurnalisme Data.

Menurut dia, beberapa kisah hanya dapat dipahami dan dijelaskan melalui analisis dan visualisasi data.

Tanpa adanya analisis, maka publik tidak akan dapat mengungkap hubungan antara seseorang dengan suatu kejadian, atau kematian yang disebabkan oleh kebijakan narkoba, atau adanya kebijakan lingkungan yang merusak lanskap tempat tinggal mereka.

Hal-hal tersebut dapat diatasi karena data yang diperoleh, dianalisis, dan diberikan kepada pembaca oleh jurnalis.

Data yang ada dapat saja rumit atau bahkan sesederhana daftar panggilan telepon dalam sehari, tetapi di dalamnya ada kisah yang layak diceritakan dan tidak terlihat oleh mata. Itulah nilai dari Jurnalisme Data bagi keutuhan informasi yang didapatkan publik.

Senada dengan itu, Philip Meyer, seorang profesor dari University of North Carolina berpendapat bahwa yang terpenting dalam mengaplikasikan Jurnalisme Data adalah bagaimana jurnalis memproses data yang mereka punya.

Dulu, ketika informasi masih sulit untuk didapat, fokus para jurnalis adalah berburu dan mengumpulkan data.

Sekarang, informasi begitu melimpah dan tak pernah berhenti mengalir. Maka, menurut Prof. Meyer, perlu dilakukan proses setidaknya pada dua tahap.

Pertama adalah proses analisis untuk menghadirkan makna dan struktur dari aliran data yang tidak pernah berakhir. Kedua, proses presentasi untuk menampilkan apa yang penting dan relevan dengan khalayak.

Pada akhirnya, data dalam kegiatan jurnalisme dapat dilihat sebagai sebuah pedang bermata dua.

Paul Bradshaw dari Birmingham City University menyatakan, data dapat menjadi sumber bagi Jurnalisme Data, dapat pula menjadi alat untuk menceritakan kisah berita, atau bahkan dapat menjadi keduanya.

Seperti layaknya sumber lain dalam kegiatan jurnalisme, data harus diperlakukan dengan skeptis; dan seperti layaknya alat pemberitaan lainnya, jurnalis harus selalu sadar bagaimana data dapat membentuk kisah dan membatasi berita yang dibuat sehingga akan memengaruhi bagaimana publik melihat fakta yang disajikan.

Semoga Jurnalisme Indonesia dapat melahirkan jurnalis-jurnalis yang cakap dalam memroses data, sehingga kepentingan masyarakat melalui perjuangan kebenaran akan selalu terjaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com