JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, kecil kemungkinan Gerindra bakal berkoalisi dengan PDI Perjuangan di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Apalagi, baru-baru ini, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, telah menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di pilpres mendatang.
"Menurut saya tetap sulit kalau PDI-P dengan Gerindra karena logika dari pembagian kekuasaannya agak sulit," kata Yunarto kepada Kompas.com, Minggu (14/8/2022).
Baca juga: Jejak Prabowo di Tiga Pemilu Presiden: 2009, 2014, dan 2019
Yunarto mengatakan, elektabilitas PDI-P jauh mengungguli Gerindra. Pada Pemilu 2019 lalu, PDI-P menempati posisi puncak dengan perolehan 27.503.961 suara atau 19,33 persen.
Sementara, Gerindra mengekor di urutan kedua dengan mengantongi 17.594.839 suara atau 12,57 persen.
Jika melihat elektabilitas tersebut, logikanya, kursi calon presiden menjadi jatah PDI-P. Sebagai partai penguasa, menurut Yunarto, PDI-P enggan jika hanya mendapat kursi calon wakil presiden.
Sementara, Gerindra telah mendeklarasikan ketua umummya, Prabowo Subianto, maju sebagai capres.
"PDI-P tentu saja tidak mau hanya menjadi cawapres karena partainya lebih kuat. Di sisi lain Pak Prabowo juga tidak mau menjadi cawapres karena memang kapasitasnya adalah capres," ujar Yunarto.
Baca juga: Puja Puji Prabowo untuk Jokowi: Kalau Saya Presiden, Tidak Gampang Meneruskan yang Beliau Bangun
Oleh karenanya, melihat peta politik kini, Yunarto menilai, sulit bagi Gerindra berkoalisi dengan partai berlambang banteng itu.
"Itu yang menyebabkan menurut saya dari awal ketika muncul isu Prabowo-Puan bukan sebuah hal yang mudah untuk dipertemukan," katanya.
Alih-alih dengan PDI-P, lebih mudah bagi Gerindra berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagaimana yang telah diresmikan belum lama ini.
Namun demikian, lanjut Yunarto, koalisi-koalisi yang terbentuk saat ini masih sangat mungkin berubah sampai menjelang hari H Pemilu 2024 nanti.
"Apa yang diresmikan sekarang itu kan kalau kita analogikan dalam perkawinan baru lamaran ya, tapi janur kuningnya itu kan akad nikahnya oni kan baru akan dilakukan pada saat resmi pendaftaran KPU (Komisi Pemilihan Umum)," kata Yunarto.
"Dan kita tahu dengan sikap pragmatisme politik dari partai dan elite kita, biasanya sampai masa injury time masih bisa berubah," tuturnya.
Baca juga: Ceritakan Kedekatan Dengan Gus Dur, Prabowo: Saya Jenderal yang Bisa Masuk Kamar Beliau
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto menyatakan bakal mencalonkan diri di Pemilu Presiden 2024.
Rencana pencalonan itu telah dideklarasikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar 12 Agustus kemarin.
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam Rapimnas Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).
Selain deklarasi Prabowo sebagai capres, dalam Rapimnas kemarin juga dilakukan peresmian koalisi Gerindra-PKB.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.