Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komnas HAM Dukung Bharada E Jadi JC: Biar Dia Ceritakan yang Sesungguhnya

Kompas.com - 09/08/2022, 05:42 WIB
Singgih Wiryono,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik bersyukur Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E memutuskan menjadi justice collaborator terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Seperti diketahui, Bharada E adalah tersangka pembunuhan Brigadir J. 

Komnas HAM, kata Taufan, bahkan sudah mengusulkan sejak awal kepada Ketua Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suryo untuk menawarkan Bharada E sebagai justice collaborator.

"Bagus, dari awal kita sudah usulkan itu, saya bahkan sudah sampaikan pada pak Hasto, sebagai kolega sesama lembaga negara, kasih dong (tawarkan) dia (sebagai) justice colabroration," ujar Taufan di Jakarta seperti yang disiarkan Kompas TV, Senin (8/8/2022).

Baca juga: Usut Kasus Brigadir J, Komnas HAM Minta Keterangan Siber Polri Besok 

Taufan berharap Bharada E bisa menceritakan apa yang dia ketahui terkait kasus kematian Brigadir J tanpa harus takut dengan ancaman.

"Sekarang dia mau alhamdulillah, bagus. Biar dia ceriatakan yang sesungguhnya," kata Taufan.

Sebelumnya, Kuasa Hukum Bharada E atau Richard Eliezer, Deolipa Yumara, datang ke LPSK untuk menyampaikan permohonan kliennya sebagai justice collaborator.

Selain pengajuan justice collaborator, Deolipa juga mengajukan perlindungan kliennya sebagai saksi atas kasus kematian Brigadir J.

"(Mengajukan) perlindungan saksi dan justice collaborator," ujar Deo saat ditemui di Kantor LPSK, Jakarta Timur, Senin.

Deolipa menjelaskan, permohonan perlindungan dan justice collaborator tersebut diminta langsung oleh Bharada E.

Hal tersebut dibuktikan dengan surat kuasa yang dia pegang dengan surat pengajuan saksi.

"Foto surat kuasa kami dan kedua surat permohonan perlidungan saksi selaku Richard Eliezer," imbuh dia.

Seperti diketahui, Brigadir J meninggal dengan luka tembak di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat 8 Juli 2022. 

Sejak kasus ini diungkap pada 11 Juli 2022, kepolisian menyebutkan, Brigadir J meninggal setelah baku tembak dengan Bharada E. 

Baca juga: Komnas HAM: Buka CCTV dan WA Group Terkait Tewasnya Brigadir J!

Saling tembak ini dipicu dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, PC. 

Dalam kasus ini, Polri sudah menetapkan tiga tersangka, yakni Bharada E, Brigadir RR, dan K. 

Bharada E dijerat Pasal 338 jo 55 jo 56 KUHP. Sementara Brigadir RR Pasal 340 subsider Pasal 338 jo 55 dan 56 KUHP. 

Polri juga memutuskan untuk memutasi 25 personel, termasuk Irjen Ferdy Sambo karena diduga menghalangi penyidikan. Irjen Ferdy Sambo kini mendekam di ruangan khusus di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat karena dugaan pelanggaran etika. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com