JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan, pemerintah belum berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menurut Arifin, hingga saat ini pemerintah masih mengevaluasi perkembangan ekonomi global yang menyebabkan melambungnya harga minyak.
"Belum (ada rencana menaikkan harga BBM subsidi), kita masih mengevaluasi perkembangan," kata Arifin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/8/2022).
Saat ditanya soal pernyataan Presiden Joko Widodo yang kerap menyinggung besarnya subsidi BBM, Arifin menyebut pemerintah berharap ekskalasi global dapat mereda supaya harga minyak kembali turun.
Baca juga: Menkeu: Subsidi Tahun ini Rp 502 Triliun, Tahun Depan Meningkat
"Kita sih berharap tensi bisa mereda, sehingga nanti bisa, jangan sampai menjadi resesi kemudian pada jatuh, tak ada pertumbuhan," ujar Arifin.
Ia menambahkan, pemerintah kini terus berupaya agar inflasi tidak tinggi dan menjaga harga di sektor energi dan pangan.
Dalam sejumlah pidatonya dalam beberapa waktu terakhir, Jokowi kerap menyinggung besarnya subsidi yang dikucurkan pemerintah agar harga BBM bersubsidi tidak naik.
Dalam acara doa dan zikir kebangsaan pada Senin (1/8/2022) pekan lalu misalnya, Jokowi menyebut subsidi BBM yang digelontorkan negara mencapai Rp 502 triliun.
"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah terlalu besar dari Rp 170 (triliun) sekarang sudah Rp 502 triliun, negara mana pun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi alhamdulilah kita sampai saat ini masih kuat ini yang perlu kita syukuri," ujar Jokowi.
Baca juga: Moeldoko: Subsidi Capai Rp 502 Triliun, Mohon Hemat Gunakan BBM
Menurut Presiden, subsidi BBM yang begitu besar ini tak lepas dari kondisi dunia yang mengalami musibah beruntun.
Pertama, karena pandemi Covid-19 selama sekitar 2,5 tahun yang berdampak terhadap pelemahan ekonomi dunia.
Selanjutnya, sebelum perekonomian kembali normal terjadi perang antara Ukraina dengan Rusia. Perang ini ikut mendorong kenaikan harga sejumlah komoditas di dunia.
"Semua negara berada dalam posisi yang sangat sulit dan kita patut bersyukur alhamdulilah kalau bensin di negara lain harganya sudah Rp 31.000, Rp 32.000. Di Indonesia pertalite masih harganya Rp 7.650," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.