Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Berkoalisi, Nasdem, Demokrat, dan PKS Diprediksi Usung Anies-AHY sebagai Capres-Cawapres

Kompas.com - 02/08/2022, 10:07 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sinyal koalisi antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 menguat.

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi memprediksi, jika ketiganya benar berkongsi, maka besar kemungkinan akan mengusung Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Sepertinya (mengusung) Anies-AHY (sebagai capres-cawapres)," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (2/8/2022).

Baca juga: Batal Koalisi dengan PKB, PKS Diprediksi Merapat ke Nasdem dan Demokrat

Sebagaimana diketahui, Anies Baswedan menjadi salah satu dari tiga nama calon presiden yang diusulkan Partai Nasdem.

Gubernur DKI Jakarta itu bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Sementara, kata Ari, Demokrat juga menjagokan ketua umumnya sendiri yang tak lain adalah AHY untuk maju di panggung pilpres.

Menurut Ari, kemungkinan ini yang lantas memikat PKS untuk bergabung. Apalagi, daya tawar partai pimpinan Akhmad Syaikhu itu terbilang rendah.

"Agenda politik Nasdem yang menjagokan Anies dan Demokrat yang mengusung AHY pasti akan diaminkan PKS karena partai ini tidak dalam posisi tawar yang tinggi," ujarnya.

Baca juga: AHY, Paloh, Sohibul Bertemu di Acara Pernikahan Anak Anies Baswedan, Demokrat: Sempat Bahas Koalisi Tipis-tipis

Ari menilai, koalisi antara Demokrat, Nasdem, dan PKS terbilang masuk akal.

Justru, yang janggal adalah PKS yang semula hendak bergandengan dengan PKB. Sebabnya, massa pendukung kedua partai sangat diametral.

PKS juga hampir tidak mungkin bekerja sama dengan PDI Perjuangan, lantaran kultur poltik keduanya sangat berbeda.

Sementara, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah lebih dulu membentuk kongsi bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Yang paling memungkinkan memang PKS bertandem dengan Demokrat karena kesejarahannya di pilpres-pilpres sebelumnya," ucap Ari.

Dengan situasi politik yang ada saat ini, lanjut Ari, PKS tak punya ruang gerak leluasa. Pilihan yang tersisa adalah merapat ke Nasdem dan Demokrat.

"Tentu pilihan yg paling realistis adalah bersatu dengan barisan Demokrat-Nasdem," kata dosen Universitas Indonesia itu.

Baca juga: Koalisi Semut Merah, Wacana Kerja Sama PKB dan PKS yang Layu Sebelum Berkembang

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com