JAKARTA, KOMPAS.com - Peta politik menuju Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 masih sangat cair.
Hari ini, bisa saja partai politik A mengumumkan rencana kerja sama dengan parpol B. Namun, di hari lain, partai tersebut tiba-tiba berganti haluan dan merapat ke partai C.
Demikian yang mungkin tergambar dari hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Keduanya sempat mewacanakan koalisi menyambut Pemilu 2024. Namun, belum juga resmi berkongsi, kerja sama dinyatakan batal.
Koalisi "Semut Merah" urung meramaikan pilpres mendatang lantaran PKB hendak "berbesan" dengan Gerindra.
Baca juga: PKS Hormati Koalisi Gerindra-PKB, Syaikhu: Koalisi Semut Merah Batal
Nama Koalisi Semut Merah pertama kali diungkapkan oleh PKB pada awal Juni 2022.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid saat itu mengatakan, partainya membuka peluang untuk membangun kerja sama Pemilu 2024 dengan PKS.
Koalisi PKB dan PKS diyakini dapat menjadi magnet bagi partai-partai lain untuk bergabung, setidaknya partai kecil dan menengah.
"Minimal partai-partai di luar partai-partai gajah. Ini bisa menjadi ‘koalisi semut merah’, kecil tapi berasa,” kata Jazilul dalam siaran pers, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Tak Mau Buru-buru Berkoalisi, PKS: Nikmati Saja, Kapan Indah pada Waktunya
Saat itu, Jazilul bilang, pintu koalisi PKB dan PKS terbuka selama memberikan harapan bahwa calon presiden dan wakil presiden yang diusung bakal menang.
Jazilul menyebutkan, koalisi kedua partai bukan hal baru. PKB pernah bekerja sama dengan PKS ketika membentuk koalisi poros tengah bersama partai berbasis Islam lainnya pada Pemilu 1999 lalu dan mengantarkan Gus Dursebagai presiden.
Keduanya juga pernah bergandengan saat mendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 2004-2014.
”Artinya koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang? Sangat mungkin,” kata Jazilul.
Namun, dinamika politik berkembang. Sejak pertengahan Juni, PKB justru terlihat mesra dengan Gerindra.
Elite Gerindra dan PKB beberapa kali melakukan pertemuan hingga akhirnya menyatakan sepakat untuk bekerja sama di Pemilu 2024.
"Alhamdulillah kita sudah mencapai titik-titik pertemuan, titik-titik kerja sama, titik-titik kesepakatan," kata Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kediamannya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (18/7/2022).
Baca juga: Koalisi Gerindra-PKB, Siapa Pikat Prabowo buat Jadi Cawapres pada 2024?
PKB kala itu menyebut, kongsi antara partainya dan Gerindra dinamai Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
"Moga-moga kerja sama kita ini bisa terus dilanjutkan bersama partai-partai lain untuk menuju suksesnya pilpres, suksesnya pilkada, dan susksesnya pileg di 2024," kata Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, usai bertemu dengan Prabowo.
"Dan kita PKB dan Gerindra, visi dan tujuan perjuangan yang sama untuk NKRI yang lebih maju, adil, dan sejahtera,” tuturnya.
Terbaru, Gerindra merencakan peresmian koalisinya dengan PKB melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 13 Agustus mendatang. Dalam kesempatan itu, Prabowo juga akan dideklarasikan sebagai calon presiden.
Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah Muhaimin yang bakal dipasangkan dengan Prabowo sebagai cawapres.
"Pertemuan dengan pihak PKB kemarin itu juga sudah kesepakatan, akhirnya kemudian rapimnas pencapresan dan pengumuman koalisi akan dilakukan pada tanggal 13 Agustus, hitung-hitungan hari baiknya begitu," kata Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/7/2022).
Sejak mengumumkan rencana kerja sama dengan Gerindra, PKB mengaku hubungannya dengan PKS baik-baik saja.
Bahkan, pertengahan Juli kemarin Waketum PKB mengatakan masih berkomunikasi dengan PKS terkait rencana Koalisi Semut Merah.
"Ya masih, masih bagus, masih berkomunikasi. Siapa tahu nanti masih bisa bersama-sama ya, berjalan berkomunikasi baik," kata Jazilul Fawaid saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2022).
Baca juga: PKB Siap Cak Imin jadi Cawapres jika Berkoalisi dengan Gerindra
Sementara, PKS sendiri menanggapi santai rencana koalisi PKB dan Gerindra. Partai pimpinan Akhmad Syaikhu itu mengaku tak merasa ditinggalkan oleh PKB.
"Siapa yang ditinggalkan? Enggak lah. PKS yang membuat (Koalisi Semut Merah), kok ditinggalkan, santai saja," kata Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Hingga awal Juli kemarin, PKS terang-terangan belum mendapat ajakan untuk bergabung dengan koalisi PKB dan Gerindra.
Di saat bersamaan, partai berlambang bulan sabit dan padi itu mengaku lebih intens menjalin komunikasi dengan Demokrat dan Nasdem ketimbang partai lain.
"Saat ini kita akui komunikasi dengan Nasdem dan Demokrat lebih maju daripada komunikasi dengan partai lain," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid saat ditemui di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022).
Terbaru, Presiden PKS Akhmad Syaikhu menyatakan, wacana Koalisi Semut Merah antara partainya dengan PKB batal.
Ini karena PKB hendak meresmikan kerja sama dengan Gerindra dalam waktu dekat.
"Ya otomatis (batal)," ujar Syaikhu saat ditemui di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: PKB Bakal Deklarasikan Piagam Koalisi dengan Gerindra Sebelum 17 Agustus
Kendati batal berbesan, Syaikhu mengaku, partainya tetap menghormati keputusan PKB yang memilih berkoalisi dengan Gerindra.
"Bagian dari yang harus kita jaga bersama agar lebih banyak lagi kandidat yang bisa maju dalam kontestasi Pemilu 2024," tuturnya.
Syaikhu pun menegaskan, hingga kini PKS belum membuat keputusan soal koalisi Pemilu 2024.
Melihat dinamika ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, Koalisi Semut Merah kini menjadi wacana yang layu sebelum berkembang.
"Memang layu sebelum berkembang. Namun memang belum ada kesepakatan, tanda tangan di atas kertas, atau MoU (memorandum of understanding/nota kesepahaman," kata Ujang kepada Kompas.com, Jumat (29/7/2022).
Menurut Ujang, batalnya rencana kerja sama ini sangat mungkin membawa luka bagi PKS.
Namun, kata dia, gagalnya Koalisi Semut Merah juga terbilang masuk akal lantaran basis massa PKB dan PKS di akar rumput kerap tak sejalan.
"Jadi kalau tidak jadi berkoalisi itu sesuatu yang realistis aja sebenarnya karena di tingkat grass root mereka berantem terus, tidak pernah ketemu," ujarnya.
Baca juga: Butuh Kerelaan Cak Imin Seandainya Prabowo Tak Tunjuk Dia Jadi Cawapres...
Ujang menduga, PKB telah berhitung bahwa jika mereka berkoalisi dengan Gerindra, Muhaimin punya peluang menjadi cawapres Prabowo.
Sebagaimana diketahui, sudah sejak lama Imin ingin melaju ke panggung pilpres, tapi hingga kini belum kesampaian.
"Itu kelihatannya akan harga mati jika Gerindra berkoalisi dengan PKB maka capresnya Prabowo, cawapresnya Cak Imin. Tidak mungkin cawapresnya adalah pihak lain," ucap Ujang.
Menurut Ujang, seandainya PKB telah meresmikan kerja sama dengan Gerindra, kecil kemungkinan PKS ikut merapat.
Sebab, selain basis massa mereka yang kemungkinan tak sejalan, PKS sejak awal juga tak menjalin komunikasi dengan Gerindra.
Ujang memprediksi, PKS nantinya akan berlabuh ke Demokrat atau Nasdem, alih-alih menyusul gerbong PKB dan Gerindra.
"Tapi kemungkinan semuanya masih cair, apa pun masih bisa terjadi terkait dengan persoalan koalisi," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.