Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies-AHY Dinilai Paling Mungkin Diusung Demokrat-Nasdem-PKS

Kompas.com - 20/07/2022, 12:24 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan, wacana duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk Pilpres 2024 paling memungkinkan diusung Nasdem, Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Duet itu, bisa membuat ketiga parpol tersebut berkoalisi. 

"Paling mungkin (mengusung Anies-AHY) adalah Demokrat, Nasdem dan PKS," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

Dedi mengungkapkan, duet Anies-AHY bahkan berpotensi membuat parpol lain bergabung dengan koalisi tiga parpol itu.

Baca juga: Demokrat Akan Bikin Survei Internal soal Wacana Duet Anies-AHY

Misalnya, parpol yang kini sudah mendeklarasikan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), seperti Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Hal itu dimungkinkan jika KIB akhirnya pecah dan satu atau seluruh parpolnya bergabung ke poros Demokrat-Nasdem-PKS.

"Bukan tidak mungkin PPP atau PAN justru berpindah ke koalisi ini, mengingat di KIB belum ada tokoh potensial terusung," jelasnya.

Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan bahwa secara level, koalisi Nasdem-Demokrat-PKS cukup mumpuni di kelas partai menengah untuk menghadapi dominasi PDI Perjuangan (PDI-P).

Dedi juga menilai Nasdem bisa mengusung Anies meski ada opini yang menyebutkan partai itu akan kehilangan suara jika mendukung mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.

Sebab, kata Dedi, dalam catatan IPO, kelompok yang bukan pendukung Anies tidak berada di Nasdem.

"Sehingga Nasdem semestinya tidak risau. Juga, Anies selama ini dikenal sebagai tokoh politik muslim terbuka, bahkan pemikiran Anies sejalan dengan semangat restorasi Nasdem," tutur Dedi.

Sebelumnya, survei Indopol melakukan simulasi dengan asumsi empat poros yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Poros pertama diisi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sendirian. Kemudian, poros kedua diisi oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca juga: Saat Buruh Kembali Demo Anies di Balai Kota, Tuntut Banding Putusan PTUN soal UMP Jakarta 2022

Selanjutnya poros ketiga yaitu Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Terakhir, poros keempat adalah KIB (Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar-Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional.

Dari simulasi itu, muncul pasangan calon (Paslon) Anies Baswedan dan AHY dari poros Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS, yang menempati posisi teratas dibandingkan lainnya.

"Pasangan Anies dan AHY menempati posisi yang teratas dengan 34,72 persen. Meskipun kemudian yang belum menjawab masih banyak yaitu 36,50 persen," kata Direktur Eksekutif Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto dalam tayangan YouTube, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com