Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/07/2022, 06:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana vaksinasi Covid-19 dosis keempat bergulir. Pemerintah akhirnya mengagendakan vaksinasi dosis lanjutan tersebut dalam waktu dekat.

Ini menyusul pesatnya perkembangan mutasi virus corona, sekaligus turunnya imunitas kelompok yang sudah mendapat vaksinasi booster sejak beberapa bulan lalu.

Namun demikian, untuk tahapan awal, vaksinasi dosis keempat rencananya diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes).

“Vaksin keempat sekarang sudah kita bagi, kita utamakan nakes dulu," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Sederet Aturan Terbaru Hadapi Lonjakan Covid-19: Syarat Vaksin Booster hingga Larangan ke Luar Negeri

Menkes menjelaskan, nantinya akan ada 4 juta nakes yang menerima vaksinasi dosis keempat. Mereka merupakan kelompok yang imunitasnya sudah turun karena telah menerima vaksin ketiga lewat dari 6 bulan.

"Karena sekarang sudah enam bulan, data menujukkan imunitas menjadi menurun,” ujar Budi.

Rencana vaksinasi dosis keempat ini pun mendapat sambutan baik. Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, pemerintah mengambil langkah tepat lantaran tenaga kesehatan merupakan kelompok rentan.

Namun begitu, menurut Dicky, selain tenaga kesehatan, ada 3 kelompok lainnya yang urgen mendapat vaksinasi dosis keempat. Siapa saja mereka?

Baca juga: Rentan Terpapar Covid-19, Rencana Vaksinasi Dosis Keempat untuk Nakes Dinilai Tepat

Kategorisasi

Dicky mengatakan, prioritas vaksinasi Covid-19 dosis keempat dapat mempertimbangkan dua faktor. Pertama, pertimbangan kondisi tubuh; kedua, faktor pekerjaan.

Pertimbangan kondisi tubuh berarti memprioritaskan kelompok yang rentan terpapar virus seperti lansia, orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, dan penyandang disabilitas.

Sementara, pertimbangan pekerjaan artinya mengutamakan orang-orang yang profesinya rentan tertular penyakit, seperti tenaga kesehatan dan petugas pelayan publik.

Menurut Dicky, tenaga kesehatan yang urgen diberi vaksinasi dosis keempat tidak hanya dokter, tetapi juga perawat, bahkan petugas ambulans.

Kalangan ini dinilai rawan tertular virus karena sehari-harinya menangani orang sakit.

Risiko yang sama juga sedianya ditanggung oleh petugas pelayan publik yang setiap hari berhadapan dengan banyak orang, misalnya guru, petugas di pelabuhan, hingga staf bea cukai di bandara.

Kemudian, lanjut Dicky, kelompok ketiga yang harusnya segera mendapat vaksinasi dosis keempat yakni kelompok yang kondisi sosial dan ekonominya termarjinalkan.

"Tentu karena keterbatasan dari jumlah vaksin maupun juga tenaga vaksinator, tentu dua yang pertama tadi (lansia dan tenaga kesehatan) yang harus diutamakan. Jadi (kelompok rentan) dari sisi kondisi tubuh dan sisi pekerjaan," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Wacana Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat, Urgensi dan Respons Pemerintah

Sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan, Dicky menyebut, perlindungan yang dihasilkan vaksin terhadap orang yang sudah divaksinasi dosis ketiga lebih dari 4 bulan akan sangat menurun, bahkan di bawah 50 persen.

Kondisi ini bisa berbahaya dan berpotensi meningkatkan angka kematian pasien virus corona.

"Akibatnya, kita berpotensi kekurangan tenaga pelayan publik. Repot sendiri nanti kita," katanya.

Lindungi 72 persen

Dorongan pemberian vaksinasi dosis keempat ini tak lepas dari sejumlah studi yang membuktikan efektivitasnya.

Dicky mengatakan, berdasarkan studi di Amerika Serikat, vaksin dosis keempat memberikan perlindungan ekstra kepada penerimanya, meskipun terinfeksi virus corona.

Katanya, kelompok rawan yang sudah menerima vaksin dosis keempat terlindungi dari risiko kematian akibat Covid-19 hingga 72 persen.

"Data menunjukkan pemberian dosis keempat khususnya pada kelompok rawan, lansia, komorbid, memberikan proteksi perlindungan 64 persen dari potensi masuk rumah sakit, dan 72 persen proteksi dari kematian untuk kelompok rawan," terang Dicky.

Baca juga: Epidemiolog Sebut Vaksin Dosis Keempat Beri 72 Persen Proteksi dari Kematian

Dia menuturkan, pemberian vaksin dosis keempat bertujuan untuk merespons varian-varian baru virus Covid-19, termasuk Omicron dan turunannya.

Idealnya, sebut Dicky, vaksin dosis keempat diberi setelah seseorang menerima vaksin dosis ketiga sekitar 4 bulan sebelumnya.

Dia meyakini, pemberian vaksin ini mampu mengurangi angka kematian akibat Covid-19.

"Data di AS menunjukkan kalau (usia) di atas 50 tahun belum mendapatkan dosis keempat sejak 4 bulan menerima dosis ketiga, maka risiko kematian 4 kali lebih tinggi," tuturnya.

Vaksin booster

Selagi memulai vaksinasi dosis keempat, Dicky menyebutkan, pemerintah harus terus menggenjot vaksinasi dosis tiga.

Apalagi, belakangan, minat masyarakat untuk vaksin booster cenderung turun karena menganggap situasi pandemi sudah menurun.

"Kalau vaksinasi dosis ketiga ini dijadikan syarat berbagai kegiatan, aksesnya juga (harus) dipermudah," kata Dicky.

"Namanya strategi komunikasi risiko itu di situ. Ada manajemen risiko, ada kualitas layanan, juga ada keterbukaan, ada membangun kepercayaan dan kejelasan dari langkah-langkah dan strategi ini yang harus dilakukan oleh pemerintah," tuturnya.

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Bukan Prioritas, Kita Fokus Booster

Adapun data terbaru Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, hingga Rabu (27/7/2022), vaksinasi dosis ketiga baru menjangkau 55.275.438 orang.

Sementara, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 202.333.791 orang, dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 169.936.472 orang.

Pemerintah menargetkan vaksinasi virus corona mampu menjangkau 208.265.720 penduduk Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 30 Mei Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Berduka atas Wafatnya Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana

Ganjar Berduka atas Wafatnya Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana

Nasional
1.899 Jemaah Haji Miqat di Bir Ali 1 Juni 2023 dan Geser ke Makkah

1.899 Jemaah Haji Miqat di Bir Ali 1 Juni 2023 dan Geser ke Makkah

Nasional
MAKI Nilai Putusan MK soal Penambahan Masa Jabatan Pimpinan KPK Berlaku untuk Periode Berikutnya

MAKI Nilai Putusan MK soal Penambahan Masa Jabatan Pimpinan KPK Berlaku untuk Periode Berikutnya

Nasional
PDI-P Diingatkan Jangan Sombong: Meskipun Kamu Gede, Belum Tentu Kamu Segede Itu Lagi

PDI-P Diingatkan Jangan Sombong: Meskipun Kamu Gede, Belum Tentu Kamu Segede Itu Lagi

Nasional
Pengamat Kritik MK, Seharusnya Tak Ikut Tentukan Masa Jabatan Pejabat Publik

Pengamat Kritik MK, Seharusnya Tak Ikut Tentukan Masa Jabatan Pejabat Publik

Nasional
Kemenkes Kirim 107 Ton Obat dan perbekalan Kesehatan Jemaah Haji

Kemenkes Kirim 107 Ton Obat dan perbekalan Kesehatan Jemaah Haji

Nasional
Megawati Dinilai Realistis Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres Dibanding Puan Maharani

Megawati Dinilai Realistis Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres Dibanding Puan Maharani

Nasional
Sowan ke Ulama Banten, Ganjar Diminta Duduk di Tempat Bekas Jokowi

Sowan ke Ulama Banten, Ganjar Diminta Duduk di Tempat Bekas Jokowi

Nasional
Helikopter TNI AD Jatuh di Bandung, Lima Kru Terluka

Helikopter TNI AD Jatuh di Bandung, Lima Kru Terluka

Nasional
Pengamat: Jabatan Firli Diperpanjang MK, Capim KPK Selanjutnya Tetap Dipilih Jokowi

Pengamat: Jabatan Firli Diperpanjang MK, Capim KPK Selanjutnya Tetap Dipilih Jokowi

Nasional
Mengaku Sering Temui Jokowi, Ganjar: Beliau Mentor Saya

Mengaku Sering Temui Jokowi, Ganjar: Beliau Mentor Saya

Nasional
Hadiri Soda Fest di Sleman, Giring Ganesha Optimistis PSI Bisa Jadi Kuda Hitam di Pemilu 2024

Hadiri Soda Fest di Sleman, Giring Ganesha Optimistis PSI Bisa Jadi Kuda Hitam di Pemilu 2024

Nasional
Gus Imin Usulkan Dana Desa Ditambah Jadi Rp 5 Miliar per Tahun

Gus Imin Usulkan Dana Desa Ditambah Jadi Rp 5 Miliar per Tahun

Nasional
RUU Kesehatan Jadi Langkah komprehensif Pemerintah Mereformasi Sektor Kesehatan

RUU Kesehatan Jadi Langkah komprehensif Pemerintah Mereformasi Sektor Kesehatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com