Anam mengatakan, temuan ini penting untuk melihat suatu temuan yang sudah didapatkan sendiri oleh Komnas HAM.
"Untuk melihat rentang waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam rentang waktu itu, termasuk tadi yang saya bilang di awal soal tertawa, tertawa," jelas Anam.
Baca juga: Usai 7,5 Jam, 5 Ajudan Irjen Ferdy Sambo Selesai Diperiksa Komnas HAM
"Soal tertawa kita tanya, ini kondisinya (ada) tekanan atau nggak dan sebagainya, (dijawab) bagaimana tekanan, orang tertawa-tawa kok. Itu banyak yang ngomong demikian," tambahnya.
Dalam pemeriksaan ini, Bharada E menjelaskan soal penembakan kepada Komnas HAM.
"Sepanjang yang tadi kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal. Salah satunya adalah soal menembak," ujar Anam.
Akan tetapi, Anam enggan menjelaskan secara gamblang mengenai penembakan itu. Ia juga tak membeberkan kesimpulan apa pun kepada awak media soal penembakan tersebut.
"Pertanyaan kami bersifat terbuka, penjelasan yang kami harapkan bersifat deskriptif. Tadi, makanya tadi panjang sekali proses permintaan keterangannya, karena jawabannya deskriptif," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Kematian Brigadir J, Bharada E Penuhi Panggilan Komnas HAM
"Jadi kalau minta kesimpulan dan sebagainya kami belum bisa menyimpulkan karena jawabannya kami meminta deskriptif," lanjut Anam.
Adapun pemeriksaan para ajudan ini adalah rangkaian yang dilakukan Komnas HAM untuk menguak kasus dugaan baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, yang berakibat meninggalnya Brigadir J.
Namun, pihak keluarga menduga Brigadir J meninggal dunia dan sempat dianiaya. Keluarga mendapat dugaan ini karena menemukan sejumlah bekas luka seperti sayatan, luka lilitan di leher, hingga jari yang putus di jenazah Brigadir J.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.