Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wartawan Saat Gus Dur Dilengserkan: Menginap di Istana hingga Antarkan ke Lapangan Monas

Kompas.com - 23/07/2022, 13:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

"Pagi-pagi jam 01.05 WIB, Gus Dur mengeluarkan dekrit yang dibacakan Yahya Staquf. Pagi-pagi waktu itu saya sudah meliput di sana. Nunggu di sana (istana)," kata Osdar.

"Lalu, hari itu juga MPR menggelar sidang, langsung memecat Gus Dur dan kemudian melantik Megawati," lanjutnya.

Sementara rangkaian sidang berlangsung di kompleks parlemen Senayan, di Istana Merdeka semakin banyak tamu yang menghadap Gus Dur.

Baca juga: Langkah Gus Dur Copot JK dan Laksamana Sukardi Berujung Murka Koalisi

Mereka antara lain, para tokoh agama, perwakilan LSM, para tokoh nasional, hingga aktivis.

Menurut Osdar, waktu istirahat Gus Dur saat itu juga menjadi terbatas.

"Beliau tidur satu-dua jam karena dokter mengharuskan untuk tidur. Biasanya satu jam beliau sudah cukup lalu memanggil tamu-tamunya," katanya.

Usai Gus Dur dilengserkan, para wartawan masih belum beranjak dari Istana.

Pada Senin 23 Juli sore hari, wartawan duduk-duduk di tangga depan Istana Merdeka.

Ada pula sekumpulan wartawan yang duduk-duduk di ruang presroom di bagian kanan Istana.

Saat wartawan sedang asyik menunggu, salah satu putri Gus Dur, Yenny Wahid memanggil.

"Os, Os, karena sudah akrab dia panggil saya gitu. Bapak (Gus Dur) mau ke depan (teras Istana)," kata Osdar menirukan perkataan Yenny.

Yang dimaksud Yenny adalah Gus Dur akan keluar ke teras istana untuk memberikan sapaan kepada para pendukungnya yang berada di Medan Merdeka Utara atau depan Istana.

Mula-mula, Gus Dur keluar dengan mengenakan kemeja dan celana panjang. Dia lantas menyapa para pendukung dengan lambaian tangan.

Tetapi, peristiwa itu luput dari perhatian sebagian besar media.

"Tapi enggak ada wartawan. Setelah selesai, Yenny bilang kok ini enggak ada wartawan? Sehingga tercetus ide untuk diulang. Tapi saat diulang itu Gus Dur sudah keburu pakai celana pendek," kata Osdar.

Osdar mengungkapkan, saat reka ulang adegan menyapa para pendukung itu memang ada jeda waktu yang agak lama.

Sehingga Gus Dur sempat melakukan olahraga di treadmill terlebih dulu.

Setelah itu, Gus Dur dengan dituntun oleh Yenny Wahid dan salah seorang wartawati bernama Siane Indriani, kembali menuju teras Istana Merdeka.

"Siane-nya lalu mundur setelah mengantar sampai depan. Akhirnya terjadinya itu Gus Dur yang pakai celana pendek dan dadah-dadah (melambaikan tangan) itulah terjadi," ungkap Osdar.

Baca juga: Bintang Kejora dan Prahara Gus Dur dengan Kapolri Surojo Bimantoro

Kejadian reka ulang yang akhirnya diabadikan oleh media secara luas itu, terjadi pukul 20.48 WIB.

Gus Dur memakai celana pendek dan t-shirt abu-abu melambaikan tangan ke arah lapangan timur Monas.

Osdar menyebutkan, arah lambaian tangan itu sebenarnya salah.

Sebab, para pendukung Gus Dur sebenarnya berada di bagian tengah utara lapangan Monas, persis di depan Istana Merdeka.

Legawanya Gus Dur, sedihnya wartawan

Usai dilengserkan pada 23 Juli 2001, Gus Dur tak langsung keluar dari Istana Merdeka.

Joseph Osdar menuturkan, Gus Dur baru keluar dari Istana pada Kamis, 26 Juli 2001.

Setelah peristiwa pelengseran, tamu-tamu tetap berdatangan ke Istana. Baik para pendukung maupun utusan-utusan dari pihak oposisi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com