JAKARTA, KOMPAS.com - Penularan virus Covid-19 yang 80 persen lebih didominasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 makin tinggi.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 pada Minggu (17/7/2022), kasus konfirmasi positif Covid-19 naik mencapai 3.540 menjadi 6.134.953 kasus sejak awal Maret 2020.
Tingginya kasus konfirmasi ini menandakan makin tingginya kasus aktif Covid-19. Di hari yang sama, kasus aktif naik 956 menjadi 27.550 kasus.
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Edar Paxlovid sebagai Obat Covid-19
Di sisi lain, tingkat vaksinasi booster di Indonesia masih rendah. Per tanggal 17 Juli 2022 pukul 18.00 WIB, vaksinasi booster baru terakselerasi kepada 53.062.295 orang atau 25,48 persen.
Tingginya kasus aktif di tengah masih rendahnya capaian vaksinasi dosis ketiga membuat pemerintah kembali melanjutkan PPKM di seluruh wilayah hingga 1 Agustus 2022 dan memperketat syarat perjalanan.
Tingginya kasus subvarian Omicron lantas menjadi perhatian Satgas.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, kasus harian kembali menyentuh angka 3.000. Tepatnya pada tanggal 12 Juli 2022, kasus harian yang terkonfirmasi mencapai 3.361 kasus untuk pertama kalinya.
Tingginya kasus harian tercatat meningkat 6 kali lipat dibanding pada tanggal yang sama bulan lalu, yakni 551 kasus pada 12 Juni 2022.
Baca juga: Spesifikasi Glock 17, Pistol yang Diduga Dipakai Bharada E dalam Insiden Polisi Tembak Polisi
Kenaikan kasus positif harian secara bersamaan meningkatkan kasus aktif. Kasus aktif untuk pertama kalinya menembus angka 20.000 atau naik 4 kali lipat dibanding bulan lalu yang hanya di kisaran 4.000 kasus.
Wilayah Jawa dan Bali menjadi penyumbang kasus harian varian Omicron terbesar.
Tak tanggung-tanggung, persentasenya mencapai 95,45 persen dari total kasus harian Covid-19 di tanggal 12 Juli 2022. Sebab, pergerakan aktivitas masyarakat memang terjadi paling banyak di dua wilayah ini.
Apalagi saat ini, sebagian masyarakat sudah melakukan pergerakan secara besar-besaran.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito memproyeksi, masih ada potensi peningkatan kasus Covid-19 sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia beberapa waktu ke depan.
Proyeksi ini berdasarkan pengalaman-pengalaman di negara lain yang sudah lebih dulu terjangkit sub varian baru Omicron. Di negara lain, umumnya puncak kasus terjadi sekitar 16-33 hari, sedangkan puncak rawat inap terjadi sekitar 29-49 hari sejak varian ditemukan.
Sedangkan kedua varian tersebut baru muncul dan menyebar di Indonesia sekitar 36 hari lalu.