Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Maraton Petinggi ACT, Temuan Pemotongan Dana, dan Perusahaan Cangkang

Kompas.com - 15/07/2022, 07:56 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sedang menangani kasus dugaan tindak pidana penyelewengan dana di lembaga filantropis Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Kasus ini awalnya mencuat karena majalah Tempo membuat laporan jurnalistik yang berjudul "Kantong Bocor Dana Umat".

Isinya mengungkap dugaan penyelewengan atau penilapan uang donasi oleh petinggi ACT.

Selain itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi (PPATK) menemukan ada dugaan penyelewengan terkait dana dalam Yayasan ACT.

Baca juga: Kasus ACT, Ahyudin, Ibnu Khajar, dan 3 Saksi Lain Akan Diperiksa Hari Ini

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, penyelewengan dana itu diduga untuk kepentingan pribadi dan aktivitas terlarang.

Terkait dugaan penyelewengan dana itu, Bareskrim pun mulai melakukan pemeriksaan terhadap petinggi di ACT secara maraton. Penyidik juga menemukan sejumlah temuan terkait perkembangan kasus.

Penanganan kasus tersebut dinaikkan ke tahap penyidikan pada Senin (14/7/2022). Untuk menuntaskan kasus ini, Dittipideksus Bareskrim membentuk tim khusus.

Tim tersebut akan melibatkan lima sub-direktorat yang ada di Dittipideksus Bareskrim Polri.

Baca juga: Bareskrim Dalami Dugaan ACT Cuci Uang Lewat Perusahaan Cangkang

“Untuk menangani kasus ACT secara cepat, serius, dan profesional," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, pada 13 Juli 2022.

1. Dana CSR korban kecelakaan Lion Air

Polisi mengungkapkan penyidik menemukan adanya dugaan penyalahgunaan dana di lembaga filantropis ACT untuk korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 tahun 2018.

Diduga, penyalahgunaan itu dilakukan oleh Mantan Presiden sekaligus Pendiri ACT Ahyudin dan Presiden ACT yang menjabat saat ini, Ibnu Khajar.

Ia menyampaikan bahwa ACT pernah mendapat rekomendasi dari 68 ahli waris korban kecelakaan pesawat Lion Air Boeing JT610 yang terjadi pada tanggal 18 Oktober 2018 untuk mengelola dana sosial atau CSR.

Baca juga: Seluruh Kantor Ditutup, Bagaimana Nasib 1.128 Karyawan ACT?

Namun, penyidik Bareskrim menduga pihak ACT tidak merealisasikannya. Diduga, sebagian dana sosial itu justru dipakai untuk pembayaran gaji pimpinan dan staf di ACT.

“Sebagian dana sosial/CSR tersebut dimanfaatkan untuk pembayaran gaji ketua, pengurus, pembina, serta staff pada Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan juga digunakan untuk mendukung fasilitas serta kegiatan/kepentingan pribadi,” ucap Ramadhan pada Sabtu (9/7/2022).

2. Potong donasi 10-20 persen

Tak hanya memotong sebagian donasi korban Lion Air, ACT juga diduga memotong 10 hingga 20 persen dana sosial atau CSR yang dikelolanya untuk menggaji karyawan.

Menurut Ramadhan, donasi yang dikelola ACT di antaranya berasal dari masyarakat umum, perusahaan nasional dan internasional, institusi atau kelembagaan non-korporasi dalam negeri maupun internasional, serta komunitas atau anggota lembaga.

“Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga mengelola beberapa dana sosial/CSR dari beberapa perusahaan serta donasi dari masyarakat,” ucap dia.

Baca juga: BNPT Jalin Kerja Sama Internasional, Selidiki Dugaan Dana ACT Mengalir ke Teroris

Mantan Presiden ACT, Ahyudin di Lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/7/2022).KOMPAS.com/RAHEL NARDA Mantan Presiden ACT, Ahyudin di Lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Ramadhan mengatakan, donasi CSR biasanya terkumpul sekitar Rp 60.000.000.000 setiap bulannya, namun dipotong sekitar Rp 6.000.000.000 – Rp 12.000.000.000 untuk keperluan pembayaran gaji pengurus, dan seluruh karyawan.

Bahkan, pembina dan pengawas ACT juga mendapat dana operasional yang bersumber dari potongan donasi tersebut.

3. Perusahaan cangkang

Direktur Tipideksus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan Brigjen Whisnu Hermawan juga menyebutkan pihaknya mendalami soal dugaan tindak pidana pencucian uang lembaga filantropis ACT lewat perusahaan cangkang.

Adapun perusahaan cangkang adalah perusahaan yang dibentuk secara sengaja tanpa menjalankan operasi bisnis yang sebenarnya dan biasanya dipakai untuk menyembunyikan harta.

“Adanya dugaan menggunakan perusahaan-perusahaan baru sebagai cangkang dari perusahaan ACT. Ini didalami,“ kata Whisnu di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Seluruh Operasional Kantor ACT Dihentikan hingga Batas Waktu yang Belum Ditentukan

Whisnu menyatakan pendalaman soal dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) itu didasari dari hasil temuan yang disampaikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Kendati demikian ia masih belum mau mengungkapkan identitas dan jumlah dari perusahaan cangkang yang digunakan ACT.

“Nanti kita ungkap bahwa ada namanya perusahaan-perusahaan yang menjadi cangkang dari perusahaan ACT,” ucap dia.

4. Periksa 12 saksi

Sejak proses penyelidikan, secara total setidaknya sudah 12 saksi dalam kasus dugaan penyelewengan dana di lembaga filantropis ACT hingga Kamis (14/7/2022).

“Total sampai dengan saat ini sudah 12 saksi,” kata Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) IV Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Andri Sudarmaji saat dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022).

Adapun dari 12 saksi itu di antaranya ada mantan presiden ACT Ahyudin dan presiden ACT saat ini, Ibnu Khajar. Kedua petinggi di ACT itu diperiksa secara maraton.

Pada Kamis (14/7/2022) kemarin, penyidik juga memeriksa Ahyudin. Lalu, Manajer PT Lion Mentari Ganjar Rahayu.

Baca juga: Ahyudin Klaim Tak Ada Penyelewengan Dana ACT, Ungkit soal Predikat WTP

Selain itu, ada juga Sekretaris ACT periode 2009-2019 yang saat ini menjabat sebagai ketua dewan pembina ACT, Novariadi Imam Akbari.

Pemeriksaan untuk Ahyudin juga masih akan dilanjutkan pada Jumat (15/7/2022). Selain Ahyudin, penyidik juga akan kembali memeriksa Ibnu Khajar.

“Saudara Ahyudin pukul 13.00 WIB. Saudara Ibnu Khajar pukul 14.00 WIB,” ucap Andri.

5. Ahyudin dan Ahyudin dan Ibnu Khajar lelah

Akibat diperiksa secara maraton oleh penyidik, Ahyudin dan Ibnu pun mengaku Lelah. Pasalnya, mereka diperiksa secara terus-menerus sejak 15 Juli 2022.

Mereka juga kerap diperiksa dalam waktu yang cukup lama. Setiap harinya, Ahyudin dan Ibnu kerap diperiksa lebih dari 8 jam.

Pantauan Kompas.com, Rabu (13/7/2022) sekitar pukul 23.14 WIB, Ibnu Khajar yang keluar dari Gedung Bareskrim Polri mengaku lelah.

"Saya lelah. Belum tahu (besok diperiksa lagi atau tidak). Saya istirahat dulu ya, saya lelah ya. Maraton empat hari," kata Ibnu sambil berlari kecil di Bareskrim Polri, Jakarta, pada Rabu.

Baca juga: Polri Duga ACT Gelapkan dan Alihkan Kekayaan Yayasan

Di hari yang sama, Ahyudin yang terlebih dahulu yang keluar sebelum Ibnu juga menyatakan bahwa dirinya mengaku kelelahan.

Menurut Ahyudin, pemeriksaan dilakukan secara maraton karena penyidik sedang mencari kebenaran dalam kasus di ACT.

“Jadi mengapa panjang sedemikian rupa karena saya yakin ini proses mencari fakta ya kebenaran ya, jadi sangat detil sekali,” kata dia usai pemeriksaan di hari kelima atau pada 14 Juli 2022.

Baca juga: Bareskrim Bentuk Tim Khusus Usut Penyelewengan Dana ACT

Dalam pemeriksaan Ahyudin mengaku ditanyakan seputar legalitas yayasan ACT, tanggung jawabnya di yayasan itu, serta soal dana sosial dari pihak Boeing yang dikelola ACT untuk korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 tahun 2018.

Ahyudin juga sempat menyatakan siap untuk berkorban dan dikorbankan asal ACT dapat terus menjadi lembaga kemanusiaan yang eksis.

“Demi Allah ya, saya siap berkorban atau dikorbankan sekalipun asal semoga ACT sebagai lembaga kemanusiaan yang insya Allah lebih besar manfaatnya untuk masyarkat luas tetap bisa hadir, eksis, berkembang, dengan sebaik-baiknya," kata Ahyudin usai pemeriksaan di lobi Bareskrim, Jakarta, pada 14 Juli 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com