Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Stanislaus Riyanta
Peneliti

Analis Keamanan dan Terorisme

Internet, Swa-Radikalisasi dan Terorisme

Kompas.com - 12/07/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM beberapa tahun terakhir, sebanyak 63 negara melaporkan paling tidak satu kematian dari setiap serangan teroris, meskipun angka kematian mengalami penurunan selama lima tahun berturut-turut (Vision of Humanity, 2022).

Hal tersebut menunjukkan bahwa terorisme masih menjadi ancaman serius bagi keamanan global.

Indonesia menjadi salah satu negara yang belum bisa bebas dari terorisme. Sejak tahun 2000 hingga 2021, telah terjadi 552 aksi teror di Indonesia (Tim Analis LAB 45, 2021).

Pada periode ini, terjadi transisi dari serangan pola kelompok seperti yang dilakukan JI yang berafiliasi dengan Al-Qaeda ke serangan pola tunggal atau sel seperti yang dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.

Pergeseran ini terjadi pada tahun 2016 atau kurang lebih sekitar 2 tahun setelah berdirinya ISIS pada tahun 2014.

Imbas dari munculnya ISIS adalah seluruh negara di dunia menghadapi ancaman serangan teror dari dua organisasi transnasional dan keduanya ini sungguh berbahaya karena mampu mengindoktrinasi para pengikutnya dengan sangat kuat.

Bahkan, basis kekuatan ISIS masih solid meskipun kelompok transnasional telah mengalami sejumlah kekalahan.

Radikalisasi menjadi faktor pendorong utama bagi para pelaku dalam melaksanakan aksi teror.

Secara sederhana, radikalisasi dapat dipahami sebagai sosialisasi ideologi yang menyebabkan orang atau sekelompok orang akhirnya mempunyai pemikiran yang radikal, hingga menggunakan segala cara termasuk aksi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa untuk mencapai tujuan.

Fathali M Moghaddam (2005) menyebutkan bahwa proses radikalisasi yang terjadi pada seseorang sebelum melakukan aksi teror terdiri dari enam tahapan.

Tahapan yang disebut oleh Moghaddam sebagai staircase to terrorism ini mulai dari: tahap ground floor, first floor, hingga fifth floor.

Menurut Moghaddam, ground floor merupakan tahapan di mana individu mengalami semacam ketidakadilan serta perasaan frustrasi dan malu dengan masyarakat di mana dia tinggal.

Setelah mengalami perasaan tersebut, individu akan bergerak ke tahapan first floor, yaitu tahapan di mana individu mencari solusi bagi masalah yang dialaminya.

Ketika individu merasa yakin dengan solusi yang dimilikinya, maka dia akan bergerak ke second floor, yaitu tahapan di mana individu mempersiapkan diri untuk melakukan semacam agresi.

Dalam tahapan ini, individu mulai menerima alasan moral yang mendorong terjadinya aksi terorisme.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Rapat Paripurna, Puan: 119 Anggota DPR Hadir, 172 Izin

Buka Rapat Paripurna, Puan: 119 Anggota DPR Hadir, 172 Izin

Nasional
Hari Ini, Polri Ekstradisi Buronan Paling Dicari di Thailand Chaowalit Thongduan

Hari Ini, Polri Ekstradisi Buronan Paling Dicari di Thailand Chaowalit Thongduan

Nasional
Jokowi Ungkap Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT

Jokowi Ungkap Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT

Nasional
Tantang Kepala Daerah, Jokowi: Tunjuk Jari Siapa yang Sanggup Bangun MRT dengan APBD?

Tantang Kepala Daerah, Jokowi: Tunjuk Jari Siapa yang Sanggup Bangun MRT dengan APBD?

Nasional
Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran

Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran

Nasional
Puji Penghijauan di Balikpapan dan Surabaya, Jokowi: Kota Lain Saya Tunggu ...

Puji Penghijauan di Balikpapan dan Surabaya, Jokowi: Kota Lain Saya Tunggu ...

Nasional
Kemenaker Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Kawasan Eropa

Kemenaker Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Kawasan Eropa

Nasional
Soal Polemik Tapera, Fahira Idris Minta Pemerintah Perhatikan Keluhan Rakyat

Soal Polemik Tapera, Fahira Idris Minta Pemerintah Perhatikan Keluhan Rakyat

Nasional
Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT

Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT

Nasional
PKB Utus Ketua DPW Jakarta Komunikasi dengan Anies Terkait Pilkada 2024

PKB Utus Ketua DPW Jakarta Komunikasi dengan Anies Terkait Pilkada 2024

Nasional
Bareskrim Proses Berkas TPPU Panji Gumilang, Segera Dikirim ke JPU

Bareskrim Proses Berkas TPPU Panji Gumilang, Segera Dikirim ke JPU

Nasional
Jokowi: Kota Masa Depan Harus Ramah Pejalan Kaki, Disabilitas, dan Perempuan

Jokowi: Kota Masa Depan Harus Ramah Pejalan Kaki, Disabilitas, dan Perempuan

Nasional
Laporan BPK 2021: Ada Data Pensiunan Ganda di Tapera, Saldo Rp 3,3 M Jadi Rp 6,6 M

Laporan BPK 2021: Ada Data Pensiunan Ganda di Tapera, Saldo Rp 3,3 M Jadi Rp 6,6 M

Nasional
Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Nasional
Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis Jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis Jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com