Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Elektabilitas Cak Imin yang Dipersoalkan Putri Gus Dur

Kompas.com - 27/06/2022, 10:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menghangat.

Setelah sebelumnya terjadi silang pendapat antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. 

Kali ini giliran Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, yang berseteru dengan putri kedua almarhum Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid.

 

Perseteruan itu terjadi kala Yenny menghadiri acara di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Jawa Barat, pada Rabu (22/6/2022) lalu.

Saat itu, Yenny menyinggung elektabilitas Cak Imin.

Menurut dia, sebagai ketum parpol yang memiliki elektabilitas rendah berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, tidak memaksakan diri untuk maju sebagai capres pada Pemilu 2024 mendatang.

Baca juga: Cak Imin Tanggapi Yenny Wahid: Itu Masa Lalu, Enggak Usah Dibahas

"Kita mengimbau politisi yang surveinya enggak terlalu ngangkat enggak usah terlalu ngotot (maju pada pilpres)," kata Yenny, seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (23/6/2022).

Selain itu, ia juga menekankan bahwa dirinya bukan bagian dari PKB pimpinan Cak Imin, melainkan bagian dari PKB Gus Dur.

"Saya PKB Gus Dur, bukan PKB Cak Imin," ucap Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU itu.

Yenny pun sempat menyinggung ketegangan hubungan antara Cak Imin dengan Gus Yahya. Menurut dia, pimpinan PKB tidak boleh berseberangan dengan warga Nahdliyin.

"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," imbuhnya.

Cak Imin pun tidak tinggal diam mendengar pernyataan Yenny. Lewat akun Twitternya, @cakimiNOW, Muhaimin menyerang balik Yenny.

"Yenny itu bukan PKB," kata Muhaimin.

Kompas.com telah diizinkan mengutip kicauan tersebut oleh Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid.

Baca juga: Respons Yenny Wahid yang Sentil Cak Imin, Waketum PKB: Kami Solid, Tak Ada Kubu

Cak Imin mengatakan bahwa Yenny sudah beberapa kali menyerang PKB. Namun, hal itu dinilainya tidak memberikan dampak signifikan terhadap partai itu.

Wakil Ketua DPR itu lantas menyinggung partai yang pernah dibentuk Yenny.

"Bikin partai sendiri aja gagal lolos. Beberapa kali pemilu nyerang PKB nggak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya," ucap Muhaimin.

"Jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sudah aman nyaman kok," lanjutnya.

Enggan membahas

Usai ketegangannya ramai di Twitter, Cak Imin enggan berkomentar banyak perihal kepemimpinannya di PKB yang dipersoalkan Yenny Wahid.

Menurutnya, sindiran Yenny merupakan persoalan masa lalu yang tak perlu dibahas.

"Ya itu masa lalu lah, sudah enggak usah dibahas. Yang penting, rebut hati rakyat, rebut suara sebanyak-banyaknya menangkan pemilu (pemilihan umum)," kata Cak Imin usai menghadiri acara deklarasi di Jakarta Utara, Sabtu (25/6/2022), dikutip dari keterangan video.

Cak Imin memberikan jawaban serupa saat kembali ditanya soal kritik Yenny terhadap dirinya.

"Itu masa lalu semua, sudah enggak perlu dibahas. Yang penting ke depan lebih baik," ujar Wakil Ketua DPR itu.

Baca juga: Jejak PKBIB, Partai Bentukan Yenny Wahid yang Disindir Cak Imin Gagal ke Pemilu

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid membela Cak Imin. Ia memastikan bahwa tidak ada kubu di internal PKB.

"Kita PKB solid satu barisan, tidak ada kubu. PKB cuma satu dan bukan barang milik perorangan," kata Jazilul kepada Kompas.com, Jumat (24/6/2022).

Jazilul menganggap pernyataan Yenny terkait PKB Gus Dur dan PKB Cak Imin merupakan residu dari konflik internal partai di 2008 silam.

Bagi jajaran PKB, sisa-sisa konflik yang melahirkan dua kubu tersebut telah lama dibuang.

"Kami sudah move on dan fokus kerja ke depan membesarkan PKB," ujarnya.

Elektabilitas PKB dan Cak Imin

Melihat perseteruan Cak Imin dan Yenny Wahid, menarik untuk melihat elektabilitas PKB dalam dua tahun menjelang Pemilu 2024.

Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Juni 2022 terhadap preferensi anak muda dalam memilih partai politik dan tokoh untuk dipilih pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, PKB hanya mampu menjadi partai papan tengah.

Oleh kelompok Generasi Z, elektabilitas PKB hanya 3,5 persen. Sementara oleh kelompok Generasi Y muda, elektabilitas PKB 6,4 persen dan 4,6 persen dipilih oleh kelompok Generasi Y tua.

Baca juga: Perseteruan Cak Imin Vs Yenny Wahid dan Luka Lama Konflik PKB...

Pemilih tertinggi untuk PKB adalah kelompok baby boomers yakni sebesar 6,6 persen. Sementara mereka yang masuk kelompok Generasi X hanya 6,4 persen yang menambatkan pilihannya ke partai yang dipimpin oleh Cak Imin.

Sementara itu, nama Cak Imin tak masuk 11 besar nama yang dibidik oleh pemilih pada pemilu mendatang. 

Elektabilitas tertinggi masih dipegang oleh Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Di posisi berikutnya ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Lalu ada pula nama eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.

Meski demikian, nama Muhaimin muncul berdasarkan survei yang dilakukan Poltracking pada April 2022 lalu. Saat itu, berdasarkan simulasi 19 nama capres secara terbuka, elektabilitas Cak Imin sekitar 0,5 persen.

Baca juga: Hasto Ungkap Cak Imin Miliki Kedekatan dengan Megawati

Sementara berdasarkan simulasi 18 nama capres secara terbuka pada survei yang dilakukan pada Mei 2022, elektabilitas Cak Imin turun menjadi 0,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com