JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menghangat.
Setelah sebelumnya terjadi silang pendapat antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Kali ini giliran Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, yang berseteru dengan putri kedua almarhum Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid.
Perseteruan itu terjadi kala Yenny menghadiri acara di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Jawa Barat, pada Rabu (22/6/2022) lalu.
Saat itu, Yenny menyinggung elektabilitas Cak Imin.
Menurut dia, sebagai ketum parpol yang memiliki elektabilitas rendah berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, tidak memaksakan diri untuk maju sebagai capres pada Pemilu 2024 mendatang.
"Kita mengimbau politisi yang surveinya enggak terlalu ngangkat enggak usah terlalu ngotot (maju pada pilpres)," kata Yenny, seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (23/6/2022).
Selain itu, ia juga menekankan bahwa dirinya bukan bagian dari PKB pimpinan Cak Imin, melainkan bagian dari PKB Gus Dur.
"Saya PKB Gus Dur, bukan PKB Cak Imin," ucap Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU itu.
Yenny pun sempat menyinggung ketegangan hubungan antara Cak Imin dengan Gus Yahya. Menurut dia, pimpinan PKB tidak boleh berseberangan dengan warga Nahdliyin.
"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," imbuhnya.
Cak Imin pun tidak tinggal diam mendengar pernyataan Yenny. Lewat akun Twitternya, @cakimiNOW, Muhaimin menyerang balik Yenny.
"Yenny itu bukan PKB," kata Muhaimin.
Kompas.com telah diizinkan mengutip kicauan tersebut oleh Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid.
Cak Imin mengatakan bahwa Yenny sudah beberapa kali menyerang PKB. Namun, hal itu dinilainya tidak memberikan dampak signifikan terhadap partai itu.
Wakil Ketua DPR itu lantas menyinggung partai yang pernah dibentuk Yenny.
"Bikin partai sendiri aja gagal lolos. Beberapa kali pemilu nyerang PKB nggak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya," ucap Muhaimin.
"Jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sudah aman nyaman kok," lanjutnya.
Enggan membahas
Usai ketegangannya ramai di Twitter, Cak Imin enggan berkomentar banyak perihal kepemimpinannya di PKB yang dipersoalkan Yenny Wahid.
Menurutnya, sindiran Yenny merupakan persoalan masa lalu yang tak perlu dibahas.
"Ya itu masa lalu lah, sudah enggak usah dibahas. Yang penting, rebut hati rakyat, rebut suara sebanyak-banyaknya menangkan pemilu (pemilihan umum)," kata Cak Imin usai menghadiri acara deklarasi di Jakarta Utara, Sabtu (25/6/2022), dikutip dari keterangan video.
Cak Imin memberikan jawaban serupa saat kembali ditanya soal kritik Yenny terhadap dirinya.
"Itu masa lalu semua, sudah enggak perlu dibahas. Yang penting ke depan lebih baik," ujar Wakil Ketua DPR itu.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid membela Cak Imin. Ia memastikan bahwa tidak ada kubu di internal PKB.
"Kita PKB solid satu barisan, tidak ada kubu. PKB cuma satu dan bukan barang milik perorangan," kata Jazilul kepada Kompas.com, Jumat (24/6/2022).
Jazilul menganggap pernyataan Yenny terkait PKB Gus Dur dan PKB Cak Imin merupakan residu dari konflik internal partai di 2008 silam.
Bagi jajaran PKB, sisa-sisa konflik yang melahirkan dua kubu tersebut telah lama dibuang.
"Kami sudah move on dan fokus kerja ke depan membesarkan PKB," ujarnya.
Elektabilitas PKB dan Cak Imin
Melihat perseteruan Cak Imin dan Yenny Wahid, menarik untuk melihat elektabilitas PKB dalam dua tahun menjelang Pemilu 2024.
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Juni 2022 terhadap preferensi anak muda dalam memilih partai politik dan tokoh untuk dipilih pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, PKB hanya mampu menjadi partai papan tengah.
Oleh kelompok Generasi Z, elektabilitas PKB hanya 3,5 persen. Sementara oleh kelompok Generasi Y muda, elektabilitas PKB 6,4 persen dan 4,6 persen dipilih oleh kelompok Generasi Y tua.
Pemilih tertinggi untuk PKB adalah kelompok baby boomers yakni sebesar 6,6 persen. Sementara mereka yang masuk kelompok Generasi X hanya 6,4 persen yang menambatkan pilihannya ke partai yang dipimpin oleh Cak Imin.
Sementara itu, nama Cak Imin tak masuk 11 besar nama yang dibidik oleh pemilih pada pemilu mendatang.
Elektabilitas tertinggi masih dipegang oleh Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Di posisi berikutnya ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Lalu ada pula nama eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Meski demikian, nama Muhaimin muncul berdasarkan survei yang dilakukan Poltracking pada April 2022 lalu. Saat itu, berdasarkan simulasi 19 nama capres secara terbuka, elektabilitas Cak Imin sekitar 0,5 persen.
Sementara berdasarkan simulasi 18 nama capres secara terbuka pada survei yang dilakukan pada Mei 2022, elektabilitas Cak Imin turun menjadi 0,4 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/27/10213021/melihat-elektabilitas-cak-imin-yang-dipersoalkan-putri-gus-dur