Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Jadikan Tukang Bakso Lelucon, Pengamat: Tak Pas Disampaikan Ketum Partai Besar

Kompas.com - 23/06/2022, 15:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam berpandangan, gurauan soal tukang bakso tidak sepatutnya disampaikan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai politik besar.

Menurut Umam, pernyataan Megawati yang menempatkan tukang bakso sebagai bahan guyonan seolah menunjukkan bahwa ia tidak memiliki sensitivitas sosial terhadap wong cilik.

"Rasanya, candaan itu tidak pas dan kurang pantas disampaikan seorang Ketum partai besar," kata Umam saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/6/2022).

"Guyonan itu seolah meletakkan 'tukang bakso' sebagai kelompok sosial rendahan tak layak hidup dalam lingkup keluarganya, hingga layak ditertawakan dalam candaan para elite politik dalam forum internal partainya tersebut," kata Umam.

Baca juga: Canda Megawati soal Kawin Campur hingga Menantu Tukang Bakso

Direktur ekesekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) ini pun berpendapat, tidak ada yang salah dari menjadi tukang bakso.

Menurut Umam, tukang bakso adalah simbol rakyat kecil yang ikut memutar roda perekonomian rakyat melalui ikhtiar kewirausahaan mereka.

Ia mengingatkan, 60 persen produk domestik bruto (PDB) ekonomi nasional ditopang oleh usaha kecil dan menengah, termasuk tukang bakso.

"Lantas, dosa apa hingga membuat identitas kewirausahaan mereka dijadikan sebagai bahan tertawaan dan olok-olokan? Sekali lagi, guyonan itu tidak lucu dan tidak didasarkan pada sensitivitas sosial yang tepat," kata Umam.

Umam menilai, lemahnya sensitivitas Megawati terhadap wong cilik sudah terlihat dari pernyataannya mempersoalkan ibu-ibu yang mengantre panjang untuk mendapatkan minyak goreng di tengah kelangkaan dan kenaikan harga.

"Artinya, rangkaian statemen itu seolah menegaskan bahwa ini bukan keseleo lidah (slip of tounge), tetapi ucapan yang memang keluar dari kesadaran yang dibangun di atas terbatasnya tenggang rasa terhadap kehidupan sehari-hari rakyat kecil," ujar Umam.

Baca juga: Saat Megawati Bergurau Tidak Mau Dapat Menantu seperti Tukang Bakso

Menurut Umam, jika sikap ini terus ditunjukkan, bukan tidak mungkin elektabilitas PDI-P akan merosot karena jargon 'partainya wong cilik' hanya dianggap sebagai gimmick.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar Megawati lebih berhati-hati dalam menyampaikan materi guyonan.

Ia mengingatkan, sesuatu yang tiidak diniatkan untuk mengolok-olok pihak tertentu dapat ditafsirkan beragam oleh mereka yang mendengarkan atau tersentil oleh guyonan tersebut.

Sebelumnya, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P pada Selasa (21/6/2022) lalu, Megawati bercerita soal gurauan yang ia sampaikan ke ketiga anaknya saat akan mencari jodoh.

Baca juga: Ancaman Megawati Pecat Kader yang Main Dua Kaki untuk Pilpres, Sindiran buat Ganjar?

Menurut Megawati, dirinya memberikan pedoman agar calon mantunya tidak seperti 'tukang bakso'.

"Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso," ujar Megawati.

"Jadi maaf, tapi bukannya saya apa. Maksud saya, manusia Indonesia ini kan Bhinneka Tunggal Ika. Ya maka harus berpadu. Bukan hanya tubuh dan perasaan. Tapi juga dari rekayasa genetika. Kita cari-cari gitu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com