JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto meminta kader partainya menunggu arahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengenai calon presiden (calon presiden) maupun calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.
Hasto mengatakan, penentuan capres-cawapres seperti ini sudah terbukti melahirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mampu memimpin dua periode. PDI-P menjadi partai pengusung Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Jadi urusan pilpres ini ibu ketua umum mandatnya terbukti 2014, 2019 lahirnya kepemimpinan Pak Jokowi yang mampu membawa kemajuan Indonesia raya," kata Hasto saat membuka acara pelatihan kader perempuan PDI-P di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Baca juga: Ungkap Skala Prioritas PDI-P untuk Pemilu, Hasto: Manuver Kita Manuver Kerakyatan
Dia menambahkan, kepemimpinan Presiden Jokowi juga harus dilanjutkan.
Sehingga, PDI-P tengah menyiapkan pemimpin yang berkesinambungan melalui proses kaderisasi.
"Dalam koridor strategis yang berkesinambungan sejak zaman Bung Karno, Bu Mega sampai sekarang, dan ke depan, itulah cara PDIP mempersiapkan pemimpin melalui proses kaderisasi," tuturnya.
Oleh karena itu, Hasto juga mengatakan bahwa yang paling penting dalam memilih pemimpin adalah bukan hanya masalah elektoral atau keterpilihan.
Tetapi, pemimpin itu juga harus bisa menyelesaikan persoalan bangsa.
Baca juga: PDI-P Optimistis Menang Pemilu 3 Kali Berturut-turut
Hasto menilai, akan lebih baik jika calon pemimpin memikirkan persoalan bangsa daripada elektoral atau keterpilihan.
Sebagai catatan, Hasto mengaitkan bahwa saat ini di Indonesia menghadapi persoalan mengenai pendidikan tinggi.
"Mari kita lihat masalah bangsa ini. Hari ini di sosmed beredar apa yang disebut sebagai world university rankings. Ranking universitas kita Gajah Mada itu berada pada tingkat 224 di dunia," ujar Hasto.
"Daripada sibuk-sibuk manuver politik mendingan kita tingkatkan pendidikan kita. Masa kita kalah dengan National University of Singapore posisi 11, Nanyang posisi 17, posisi 70, 123, 129 itu dari Malaysia," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.