Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Skala Prioritas PDI-P untuk Pemilu, Hasto: Manuver Kita Manuver Kerakyatan

Kompas.com - 10/06/2022, 17:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa yang saat ini menjadi skala prioritas partainya yaitu bergerak turun ke bawah membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia menyebut partainya fokus pada manuver kerakyatan, daripada manuver politik pemilu yang belakangan ditunjukkan sejumlah elite partai politik.

"Upaya menyiapkan pemilu dengan cara-cara organisasi mengedepankan kepentingan politik yang untuk rakyat, bukan cara-cara individual, bukan dengan cara-cara manuver elite," kata Hasto saat membuka acara pelatihan kader perempuan PDI-P di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

"Sehingga manuver kita adalah manuver kerakyatan, manuver yang bergerak ke bawah. Setuju? (setuju)," lanjut Hasto diikuti jawaban setuju para peserta pelatihan kader perempuan.

Baca juga: Menilik Potensi Rintangan dalam Poros Koalisi PKB-PKS

Oleh karena itu, Hasto menyatakan bahwa PDI-P tidak tergoda dengan adanya manuver-manuver sejumlah elite partai politik untuk 2024.

Hasto mengatakan, partainya tidak tergoda dengan langkah elite parpol yang belum-belum, sudah melakukan pergerakan tambahan untuk 2024.

Dia kembali menegaskan bahwa terkait Pemilihan Presiden (Pilpres), di internal partai hanya Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang memiliki wewenang mempertimbangkan.

Hasto pun menyebut hal tersebut sebagai sebuah mandat yang harus ditaati seluruh jajaran partai.

"Mandatnya terbukti, 2014, 2019 lahirnya kepemimpinan Pak Jokowi yang mampu membawa kemajuan Indonesia raya saudara-saudara sekalian. Dan itu harus dilanjutkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Hasto menjabarkan bagaimana PDI-P lebih sibuk untuk menyiapkan proses membentuk seorang pemimpin melalui kaderisasi.

Baca juga: Pengamat: Capres-Cawapres yang Didukung Koalisi PKB-PKS Berpotensi Menang

Dalam prosesnya, PDI-P ingin membentuk seorang pemimpin yang terus berpihak pada kepentingan rakyat.

"Sejak zaman Bung Karno, Bu Mega sampai sekarang dan ke depan itulah cara PDI-P mempersiapkan pemimpin melalui proses kaderisasi saudara-saudara sekalian," tuturnya.

"Jadi masalah pemimpin ini bukan sekadar masalah elektoral," lanjut dia.

Sebagai informasi, belakangan muncul para elite yang seakan melakukan manuver politik untuk Pemilu dan Pilpres 2024.

Sejumlah elite politik itu berkumpul dan bahkan sudah ada yang memutuskan membentuk koalisi. Satu koalisi yang sudah terbentuk yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang kini dihuni Golkar, PAN dan PPP.

Dua hari belakangan, PKB dan PKS juga mengumumkan rencana membentuk koalisi untuk Pilpres 2024.

Baca juga: Minim Tokoh Buat Diusung Capres Bakal Jadi Problem Koalisi PKS-PKB

Kedua partai itu pun mengaku masih terbuka akan partai politik lain untuk ikut bergabung, jika kelak koalisi sudah terbentuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com