Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PKS Sebut PKS-PKB Bisa Jadi Poros Baru agar Pilpres Diikuti 3 Paslon

Kompas.com - 08/06/2022, 15:59 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan, PKS akan mengusahakan agar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Menurut Aboe, wacana koalisi PKS dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapat menciptakan poros baru menjelang Pilpres 2024 di samping poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan poros yang dibangun oleh PDI Perjuangan.

"Kita berusaha muncul tidak dua calon, tiga calonlah. Jadi kalau sekarang ada KIB, lantas siapa tahu nanti coba-coba PKS dan PKB membuat alur lagi baru, supaya muncul ada dua, soalnya yang ketiga sudah pasti golden ticket," kata Aboe di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Buka Peluang Koalisi dengan PKS, Waketum PKB: Bisa jadi Semut Merah, Kecil tapi Berasa

Aboe pun mengaku tak soal apabila PKB mengajukan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, untuk menjadi calon presiden sebagai salah satu syarat koalisi.

Menurut Aboe, hal itu bisa dibicarakan bersama sambil melihat kelayakan dan rekam jejak Muhaimin selama ini.

Namun, ia tidak memungkiri bahwa situasi yang terjadi di menit-menit akhir jelang pendaftaran calon presiden bakal menjadi faktor yang mempengaruhi penentuan nama calon presiden.

"Pada last minute pasti ada gerakan yang berbeda, dan itu kebiasaan di Indonesia, padahal kita inginkan percintaan ini peejodohan ini dibangun dari sejak dini hari sehingga begitu menentukan orang yang terbaik untuk bangsa Indonesia," kata Aboe.

Ia mengatakan, komunikasi PKS dan PKB selama ini pun berjalan dengan baik.

Akan tetapi, ia mengakui bahwa PKS juga berkomunikasi dengan tokoh-tokoh lain yang digadang-gadang maju sebagai calon presiden, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Erick Thohir, dan Ridwan Kamil.

"Buat PKS, partai yang tidak terlalu besar-besar amat dan ada di luar pemerintahan, kita ingin berusaha ada di dalam pemerintahan, artinya kita harus menang," kata Aboe.

Baca juga: PKS Dinilai Bisa Bermitra dengan Nasdem Asal Anies Baswedan Diusung Jadi Capres

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, PKB membuka peluang untuk membangun koalisi dengan PKS pada Pemilihan Presiden 2024.

Jazilul meyakini, jika terwujud, koalisi PKB dan PKS dapat menjadi magnet bagi partai-partai lain untuk bergabung, setidaknya partai kecil dan menengah.

"Minimal partai-partai di luar partai-partai gajah. Ini bisa menjadi ‘koalisi semut merah’, kecil tapi berasa,” kata Jazilul dalam siaran pers, Rabu.

Ia mengungkapkan, kerja sama politik antara PKB dan PKS memiliki sejarah panjang sejak membentuk koalisi poros tengah bersama partai berbasis Islam lainnya pada 1999 lalu yang mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai presiden.

Baca juga: Partai Nasdem Dinilai Bisa Bangun Koalisi dengan Demokrat dan PKS Tanpa Menjadi Oposisi

Selanjutnya, PKB dan PKS juga kembali berkoalisi dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak tahun 2004 hingga 2014.

”Artinya koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang, sangat mungkin,” kata Jazilul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com