JAKARTA, KOMPAS.com - Berakhir sudah kiprah politik M Taufik bersama Partai Gerindra yang telah berlangsung selama 13 tahun.
Mantan wakil ketua DPRD DKI Jakarta itu dipecat berdasarkan hasil sidang Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra, Selasa (7/6/2022) kemarin.
"MKP, Majelis Kehormatan Partai, yang ini ada lima majelisnya, sepakat kita untuk memutus Saudara Taufik dipecat sebagai kader Gerindra mulai keputusan itu disampaikan pada hari ini," kata Wakil Ketua MKP Gerindra Wihadi Wiyanto di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Selasa siang.
Wihadi mengungkapkan, salah satu alasan pemecatan Taufik adalah sikap tidak loyal Taufik kepada partai berlambang kepala garuda itu.
Baca juga: Ikut Besarkan Gerindra di Jakarta, Kesetiaan M Taufik yang Dipertanyakan Berujung Pemecatan
Taufik pernah dipanggil oleh MKP partai saat memberikan pernyataan mendukung Anies sebagai calon presiden. Padahal Gerindra sudah memiliki calonnya sendiri, yaitu Ketua Umum Prabowo Subianto.
Dalam panggilan tersebut, kata Wihadi, Taufik sudah berjanji di bawah sumpah bahwa ia akan loyal terhadap Partai Gerindra.
Namun, menurut Wihadi, setelah itu Taufik justru menunjukkan tidak loyal, terutama setelah ia dicopot sebagai wakil ketua DPRD DKI Jakarta.
Sikap tidak loyal itu, kata Wihadi, tercermin dari pernyataan Taufik yang mengaku akan hengkang dari Gerindra dan berpindah partai.
"Melihat ketidakloyalan daripada Saudara Taufik dan juga menyalahi apa yang sudah disampaikan pada 21 Februari, dia mengatakan akan tetap dengan Gerindra, tapi pada kenyataannya dengan manuver-manuver dia mengatakan akan mundur," ujar Wihadi.
Kekalahan Prabowo jadi Alasan
Di samping sikap tidak loyal, Wihadi menyebut ada sejumlah catatan yang membuat MKP memutuskan memecat Taufik.
Ia mengakui, kekalahan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di DKI Jakarta pada Pemilihan Presiden 2019 lalu menjadi salah satu alasan pemecatan.
Seperti diketahui, pada 2019 lalu Taufik menjabat sebagai ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta.
"Pada saat pilpres (di) DKI Jakarta, itu kalah, itu menjadi catatan juga," kata Wihadi.
Baca juga: Dosa-dosa M Taufik di Mata Partai Gerindra hingga Berujung Pemecatan
Wihadi juga mempersoalkan tidak kunjung adanya kantor DPD Gerindra DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Taufik sebagai ketua DPD DKI Jakarta.
Padahal, Partai Gerindra merupakan salah satu partai terbesar di Jakarta maupun Indonesia.
"Pada saat itu menjabat sebagai ketua DPD tidak mempunyai kantor DPD, jadi kantornya pindah-pindah. Kita partai besar masa kantornya pindah-pindah? Sedangkan DPD-DPD yang lain sudah mempunyai kantor," kata Wihadi.
Tak hanya itu, Wihadi juga menyinggung sejumlah kasus dugaan korupsi di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta saat membeberkan alasan pemecatan Taufik.
Baca juga: Membelot Dukung Anies Bukan Prabowo Jadi Capres, M Taufik Disindir Gerindra hingga Akhirnya Dipecat
Namun, Wihadi tidak menyebut secara detil kasus korupsi mana yang dipersoalkan.
"Kemudian juga ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa oleh KPK," ujar Wihadi.
Dengan pemecatan ini, Gerindra akan segera memproses pergantian antarwaktu (PAW) jabatan Taufik sebagai anggota DPRD DKI Jakarta.
Mengenai siapa yang akan menggantikan posisi Taufik, Wihadi menyebut Gerindra akan mematuhi mekanisme yang berlaku.
"Ya semuanya ada mekanisme ya, PAW kan semua ada mekanisme, ada proses administrasi semuanya," ujar Wihadi.
Respons Taufik
Merespons keputusan MKP Gerindra, Taufik mengaku dapat menerima pemecatan tersebut dengan lapang dada.
"Kalau sudah dipecat, kami terima aja dengan legawa, dengan lapang dada, dan tadi saya bilang bahwa mudah-mudahan kita ketemu lagi dalam satu perjuangan," kata Taufik dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa sore.
Ia justru berterima kasih kepada Gerindra yang sudah membesarkan namanya di kancah politik ibu kota.
"Saya sih enggak akan melakukan apa-apa. Tadi kan saya bilang, apabila (pemecatan) itu betul, saya akan menyampaikan terima kasih kepada Gerindra yang sudah membesarkan saya," ujar Taufik
Baca juga: Ketua DPD Gerindra DKI Sebut Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Keputusan DPP
Akan tetapi, Taufik merasa kecewa dengan keputusan tersebut karena menurutnya ia telah berjuang membangun Gerindra di DKI dari nol
Ia bercerita, ia pernah berkampanye untuk Gerindra hanya di hadapan tiga orang.
"Saya pernah kampanye di hadapan tiga orang saja. Saya diminta untuk kampanye, yang datang cuma tiga orang. Itu perjalanan yang buat saya menarik," kata dia.
Ia pun membeberkan sejumlah prestasi yang ia raih selama memimpin DPD Gerindra DKI. Salah satunya, suara Partai Gerindra di DPRD terus meningkat dalam tiga kali pemilu.
Ia juga menyinggung keberhasilan memenangkan dua pasangan gubernur dan wakil gubernur yang diusung Gerindra, yakni pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Baca juga: M Taufik Dipecat, Gerindra Proses PAW di DPRD DKI
Dia juga berhasil menaruh dua kader Gerindra di posisi orang nomor dua di DKI Jakarta. Teranyar, politisi Gerindra Ahmad Riza Patria saat ini menduduki jabatan sebagai wakil gubernur Jakarta.
"Itu saya kira, kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," imbuh Taufik.
Lebih lanjut, Taufik mengaku belum menerima surat pemecatan resmi dari Partai Gerindra.
Ia juga menyayangkan keputusan MKP memecat dirinya yang menurutnya melangkahi Ketua Umum Prabowo Subianto.
"Mekanismenya kan gini, Majelis Kehormatan Partai bersidan kemudian majelis itu merekomendasikan kepada DPP misalnya dipecat, tapi kan tergantung DPP mau pecat atau enggak," ujar Taufik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.