Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yakin Publlik Ingin Sosok Baru, Politisi Demokrat Prediksi Elektabilitas Prabowo Bakal Menurun

Kompas.com - 04/06/2022, 16:11 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Senior Partai Demokrat Syarif Hasan menduga elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) bakal menurun.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi virtual Polemik Trijaya bertajuk Konstelasi dan Regenerasi Kepemimpinan Nasional 2024, Sabtu (4/6/2022).

“Saya sendiri melihat bahwa katakanlah capres yang memiliki survei yang tertinggi sampai sekarang Prabowo, ini sudah maksimum tidak akan naik,” tutur Syarif.

Baca juga: Survei IPO: Prabowo Tokoh Terpopuler, Puan Ungguli Ganjar

“Bahkan trennya akan menurun dari hari ke hari, karena kita sekarang kan masih 2 tahun kurang lebih (Pilpresnya),” jelasnya.

Dalam pandangan Syarif, elektabilitas Prabowo di berbagai lembaga survei akan menurun karena masyarakat menginginkan sosok capres yang baru.

“Saya yakin juga bahwa rakyat menginginkan perubahan, dan perbaikan terhadap bangsa ini,” kata dia.

Syarif menganggap, masyarakat butuh figur capres baru ketimbang sosok yang kerap maju dalam kontestasi Pilpres.

“Di mana calon-calon yang muda, yang betul-betul orientasinya untuk kepentingan rakyat,” tutupnya.

Adapun berdasarkan hasil jajak pendapat Indonesia Political Opinion (IPO) Prabowo menjadi tokoh politik paling populer dengan tingkat popularitas sebesar 96,2 persen.

Kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan capaian 88,1 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan tingkat popularitas 84 persen.

Berlanjut di peringkat keempat tokoh politik paling populer adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan capaian 71,3 persen, disusul Ketua DPR Puan Maharani di peringkat kelima dengan tingkat popularitas 69,3 persen.

Baca juga: Semboyan Kita, Prabowo Presiden, Gerindra Menang!

Survei itu dilakukan pada 23-28 Mei 2022 dengan melibatkan 1.200 responden.

Metode yang digunakan adalah hybrid secara tatap muka pada 420 responden dan melalui telefon untuk 720 responden.

Diketahui metode ini memiliki pengukuran kesalahan atau margin of error sebesar 2,90 persen dengan tingkat akurasi data sebesar 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com