Hal itu disampaikannya dalam diskusi virtual Polemik Trijaya bertajuk Konstelasi dan Regenerasi Kepemimpinan Nasional 2024, Sabtu (4/6/2022).
“Saya sendiri melihat bahwa katakanlah capres yang memiliki survei yang tertinggi sampai sekarang Prabowo, ini sudah maksimum tidak akan naik,” tutur Syarif.
“Bahkan trennya akan menurun dari hari ke hari, karena kita sekarang kan masih 2 tahun kurang lebih (Pilpresnya),” jelasnya.
Dalam pandangan Syarif, elektabilitas Prabowo di berbagai lembaga survei akan menurun karena masyarakat menginginkan sosok capres yang baru.
“Saya yakin juga bahwa rakyat menginginkan perubahan, dan perbaikan terhadap bangsa ini,” kata dia.
Syarif menganggap, masyarakat butuh figur capres baru ketimbang sosok yang kerap maju dalam kontestasi Pilpres.
“Di mana calon-calon yang muda, yang betul-betul orientasinya untuk kepentingan rakyat,” tutupnya.
Adapun berdasarkan hasil jajak pendapat Indonesia Political Opinion (IPO) Prabowo menjadi tokoh politik paling populer dengan tingkat popularitas sebesar 96,2 persen.
Kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan capaian 88,1 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan tingkat popularitas 84 persen.
Berlanjut di peringkat keempat tokoh politik paling populer adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan capaian 71,3 persen, disusul Ketua DPR Puan Maharani di peringkat kelima dengan tingkat popularitas 69,3 persen.
Survei itu dilakukan pada 23-28 Mei 2022 dengan melibatkan 1.200 responden.
Metode yang digunakan adalah hybrid secara tatap muka pada 420 responden dan melalui telefon untuk 720 responden.
Diketahui metode ini memiliki pengukuran kesalahan atau margin of error sebesar 2,90 persen dengan tingkat akurasi data sebesar 95 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/04/16113901/yakin-publlik-ingin-sosok-baru-politisi-demokrat-prediksi-elektabilitas
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.