Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopassus Grup 3/Sandhi Yudha

Kompas.com - 02/06/2022, 04:00 WIB
Monica Ayu Caesar Isabela

Editor

Sumber Kopassus

KOMPAS.com - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus nerupakan pasukan elite di jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau TNI AD.

Berbeda dengan pasukan reguler, prajurit yang bernaung di dalam kopassus kerap menjalankan misi-misi khusus.

Untuk membedakan dengan pasukan reguler, satuan setingkat Brigade diberi nama grup. Salah satunya adalah kopassus grup 3.

Satuan Kopassus Grup 3

Kopassus Grup 3/Sandhi Yudha adalah satuan Kopassus yang memiliki spesifikasi tugas dalam perang rahasia "Clandestine Operation". Termasuk di dalamnya adalah kemampuan dalam intelijen tempur atau combat intel dan kontra pemberontakan atau counter insurgency.

Kopassus Grup 3 dibentuk pada 24 Juli 1967 dan bermarkas di Markas Komando Cijantung, Jakarta Timur.

Calon personel di grup ini diseleksi secara ketat di internal mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personel yang sudah bertugas aktif di kesatuan.

Baca juga: Daftar 35 Danjen Kopassus sejak 1952 hingga Sekarang, dari Bule Belanda hingga Prabowo Subianto

Dhuaja atau moto yang digunakan adalah Tri Kottaman Wira Naraca Byuha.

Komandan Kopassus Grup 2/Sandhi Yudha saat ini adalah kolonel Inf R Moch Iskandarmanto.

Operasi Lapangan

Dalam operasi militer, sebelum gerakan pasukan besar, dilakukan operasi intelijen tempur terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi dan situasi lapangan.

Fungsi tersebut yang diemban oleh personel dengan kemampuan Sandhi Yudha.

Satuan Sandhi Yudha juga sering mendapat perintah bawah kendali operasi atau BKO ke Kodam-kodam atau satuan-satuan lain.

Pada masa daerah operasi militer atau DOM Aceh, prajurit Grup 3 banyak yang di BKO-kan di bawah Komando Penguasa Darurat Sipil dan Militer di Aceh. Mereka tergabung dalam Satuan Gabungan Intelijen atau SGI.

Baca juga: Agum Gumelar Ingatkan Prajurit Kopassus Harus Berisi dan Tidak Sombong

Dalam tugas operasi klandestin, prajurit Grup 3 bisa bergerak tanpa identitas yang jelas atau tugas penyamaran.

Contohnya dalam menjalankan tugas penyamaran, mereka akan dilengkapi dengan identitas sipil seperti KTP dan terkadang memiliki kartu kuning pencari kerja dari dinas tenaga kerja.

Satuan Organisasi

Kopassus Grup 3/Sandhi Yudha terdiri dari:

  • Batalyon 31/Sandhi Yudha Utama
  • Batalyon 32/Apta Sandhi Prayudha Utama
  • Batalyon 33/Wira Sandhi Yudha Sakti

 

Referensi

  • Santosa, Iwan dan A Natanegara. 2009. Kopassus untuk Indonesia. Jakarta: Red and White Publishing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com