Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Soekarno, BPUPK, Wasiat Hatta, dan Naskah Pidato Lahirnya Pancasila

Kompas.com - 01/06/2022, 17:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PIDATO Soekarno pada 1 Juni 1945 dinyatakan sebagai fondasi, akar, dan cikal bakal dari Pancasila yang kita kenal sampai hari ini. Melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, setiap 1 Juni ditetapkan menjadi Hari Lahir Pancasila sekaligus hari libur nasional.

Pidato Soekarno disampaikan dalam rapat besar Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-oesaha Persiapan Kemerdekaan. Di belakang hari, badan ini digaungkan dalam nama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Bicara pidato lahirnya Pancasila tak bisa dipisahkan dengan keberadaan badan tersebut. Ini juga tak bisa lepas dari catatan sejarah pendudukan Jepang di Indonesia sejak 8 Maret 1942.

Di tengah itu semua, Jepang menyisipkan janji memerdekakan Indonesia. Kali pertama, janji itu dinyatakan pada 1944. Belakangan, menjelang kekalahan Jepang dari Sekutu, mereka menjanjikan Indonesia merdeka pada 7 September 1945. 

Baca juga: Jika Jepang Tak Kalah Perang...

Ini sepenggal kisah hari-hari menjelang kemerdekaan Indonesia dan momentum kelahiran Pancasila yang kini diperingati setiap 1 Juni. 

Salah kaprah BPUPK

Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 tidak serta merta ada. Yang pertama terkait pidato ini tentu saja adalah forumnya. Konteks dan fakta sejarahnya tak bisa dilepaskan begitu saja, saling terkait. 

RM AB Kusuma dalam karya monumental Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-Oesaha Persiapan Kemerdekaan, menyebut penyematan kata Indonesia dalam nama BPUPKI kurang tepat.

Sampul buku Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha2 Persiapan Kemerdekaan, karya AB Kusuma, edisi revisi, cetakan ketiga, terbitan Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Gambar diambil pada 1 Juni 2022.KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Sampul buku Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha2 Persiapan Kemerdekaan, karya AB Kusuma, edisi revisi, cetakan ketiga, terbitan Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Gambar diambil pada 1 Juni 2022.

Pendapat Kusuma merujuk kepada fakta bahwa badan tersebut memang tidak mewakili seluruh daerah yang kini menjadi wilayah negara Indonesia. Karenanya, di seluruh bagian buku setelah kritiknya itu, Kusuma konsisten menggunakan nama BPUPK untuk merujuk badan yang sama. 

BPUPK yang dinisbatkan sebagai BPUPKI ini, tulis Kusuma, dibentuk oleh Angkatan Darat Jepang (Rikugun) Tentara XVI. Wewenang otoritas militer Jepang ini hanya mencakup Jawa dan Madura.

Selama masa pendudukan, Jepang membagi wilayah Hindia Belanda menjadi tiga bagian. Pengelolaan administrasi Pulau Sumatera digabung dengan Semenanjung Malaya dan Singapura, sementara Pulau Jawa berdiri sendiri.

Baca juga: Ahmad Syafii Maarif dan Pesan Tantangan untuk Indonesia: Sebuah Obituari

Angkatan Darat menjadi pengendali untuk Sumatera dan Jawa. Adapun Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah lain di Indonesia Timur berada di bawah kendali Angkatan Laut.

Seturut pembagian wilayah itu, BPUPK untuk wilayah Sumatera baru dibentuk pada 25 Juli 1945. Hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia, badan ini belum sempat bersidang sama sekali, selain menyatakan keteguhan hati untuk berjuang bersama Dai Nippon.

Ketika BPUPK di Jawa telah selesai bersidang, Panglima Tentara XXV Rikugun yang membawahi Sumatera belum antusias menyarankan Pemerintah Jepang memberikan kemerdekaan kepada Sumatera pada 1945. 

Penguasa militer Jepang di Sumatera juga baru membentuk Cuo Sangi In pada Mei 1945, ketika Cuo Sangi In di Jawa sudah dibentuk pada 1943. Cuo Sangi In di Sumatera pun baru bersidang satu kali, yaitu pada 27 Juni-2 Juli 1945, saat di Jawa telah bersidang delapan kali. 

Adapun untuk kawasan Indonesia Timur, Armada II Angkatan Laut (Kaigun) yang membawahi wilayah tersebut menyatakan daerah ini belum matang untuk merdeka. Karenanya, di wilayah ini tak pernah ada BPUPK dan Cuo Sangi In. Hanya ada Sangi Kai di kawasan ini.

Sikap penguasan kawasan timur Indonesia ini mendorong Soekarno meminta kepada Sam Ratulangi dan Tajuddin Noor untuk pulang ke Sulawesi dan menggalakkan gerakan kemerdekaan.

Soekarno dalam parade pengibaran bendera merah putih dan bendera Jepang pada 1944.Nederlands Instituut voor Militaire Historie Soekarno dalam parade pengibaran bendera merah putih dan bendera Jepang pada 1944.

Soekarno baru diizinkan Jepang untuk menggalang gerakan kemerdekaan di Indonesia timur dan Bali pada Juni 1945. Adapun Mohammad Hatta melakukan hal serupa untuk Borneo—nama lama Kalimantan—pada akhir Mei 1945. 

Lalu, Jepang baru mengganti penyebutan To Indo menjadi Indonesia pada 29 April 1945. Pemerintah Jepang di Tokyo pun baru memutuskan janji kemerdekaan akan diberikan kepada seluruh Indonesia pada 20 Juli 1945. 

Kusuma melalui bukunya itu juga mengoreksi tanggal kelahiran BPUPK. Dalam banyak buku teks sejarah yang bahkan masih menjadi rujukan sampai saat ini, BPUPK disebut berdiri pada 1 Maret 1945.

Melalui penelusuran dokumen otentik, Kusuma membuktikan bahwa BPUPK lahir pada 29 April 1945. Maklumat Saikoo Sikikan tertanggal 1 Maret 1945, Maklumat Gunseikan tertanggal 29 April 1945, dan pidato Ketua BPUPK Radjiman Wedyodiningrat pada 28 Mei 1945 menjadi rujukan.

Berdasarkan penelusuran Kusuma, 1 Maret 1945 baru ada pernyataan tentang rencana membentuk BPUPK, belum sampai ke pembentukan badan dimaksud.

BPUPK bersidang dalam dua periodisasi waktu, yaitu 28 Mei-1 Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945. Rujukan yang dipakai Kusuma adalah pidato Radjiman tertanggal 18 Juli 1945, dengan sebagian notulensi dan risalah hasil sidang pada 17 Juli 1945 yang sudah ditemukan disertakan pula di buku Kusuma. 

Lahirnya Pancasila

Lewat bukunya, Kusuma mengoreksi juga naskah buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI) yang menyebutkan ada tiga orang berpidato tentang dasar negara dalam persidangan BPUPK. 

Kritik mendasar adalah penyebutan bahwa Muh Yamin sebagai yang pertama mengetengahkan rumusan dasar negara. Penyebutan ini secara umum dianggap sebagai de-Soekarnoisasi.

Baca juga: Kemenangan Marcos Jr di Filipina: Alarm bagi Demokrasi Indonesia

Bila semata menyebut frasa "dasar" (grondslag) negara, tulis Kusuma di halaman 12 edisi revisi cetakan ketiga yang terbit pada 2016, ada 33 orang yang menggunakannya selama persidangan BPUPK. Bukan hanya tiga. 

Lalu, lanjut Kusuma, hanya Bung Karno seorang yang dalam pidatonya nyata-nyata memakai kata philosofische grondslag untuk mengutarakan konsepsi dasar negara. 

Kusuma menggarisbawahi pula empat teguran pimpinan sidang kepada Muh Yamin selama persidangan BPUPK ketika membahas dasar negara. Muh Yamin disebut mencampuradukkan antara "dasar negara" dan "dasar" lain terkait sebuah negara. 

Tambahannya, tulis Kusuma, Yamin di akhir pidato tertanggal 29 Mei 1945 berkata, "Dua hari yang lampau...." Kutipan ini memastikan ketidakontetikan klaim Yamin dalam buku Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 karena sidang BPUPK baru dimulai pada 28 Mei 1945.

Sejumlah naskah yang terkait Yamin terutama dari buku Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 diduga tidak otentik. Sayangnya, sepanjang Orde Baru dan sebagian masih berlanjut hingga sekarang, buku itu merupakan rujukan utama buku teks resmi termasuk bahan ajar di sekolah dan berjilid-jilid volume buku SNI. 

Baca juga: Pancasila Membutuhkan Keteladanan

Koreksi Kusuma soal pencetus Pancasila ini sebelumnya pernah pula diungkap Mohammad Hatta. Dalam surat tertanggal 16 Juni 1978 tertuju kepada Guntur Soekarnoputra, Hatta bertutur tentang kronologi kelahiran Pancasila dalam sidang BPUPK pada 1 Juni 1945. 

Dokumen tersebut tayang di harian Kompas edisi 15 Maret 1980, dalam rangkaian pemberitaan seturut mangkatnya Bung Hatta pada 14 Maret 1980. Bung Hatta berwasiat surat itu hanya boleh dibuka setelah dia meninggal. 

Surat Mohammad Hatta kepada Guntur Soekarnoputra, yang dalam wasiatnya hanya diizinkan dibaca setelah dia meninggal. Dokumen ini tayang di harian Kompas edisi 15 Maret 1980, sehari setelah Hatta mangkat.ARSIP KOMPAS Surat Mohammad Hatta kepada Guntur Soekarnoputra, yang dalam wasiatnya hanya diizinkan dibaca setelah dia meninggal. Dokumen ini tayang di harian Kompas edisi 15 Maret 1980, sehari setelah Hatta mangkat.

Penuturan Bung Hatta dalam surat kepada Guntur itu selaras dengan dokumen yang didapat Kusuma lewat penelusuran panjang dan mendetailnya tentang persidangan-persidangan BPUPK.

Naskah pidato Soekarno pada 1 Juni 1945

Berikut ini naskah lengkap pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 sebagaimana dimuat Kusuma di dalam bukunya berdasarkan penelusuran dokumen otentik dari persidangan BPUPK:

Paduka tuan Ketua yang mulia!

Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Saya akan menetapi permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka tuan ketua yang mullia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini.

Ma’af, beribu ma’af! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka tuan ketua yang mulia ialah, dalam bahasa Belanda:"Philosofischegrondslag" dari pada Indonesia merdeka. Philosofische grondslag itulah pundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Hal ini nanti akan saya kemukakan, Paduka tuan Ketua yang mulia, tetapi lebih dahulu izinkanlah saya membicarakan, memberi tahukan kepada tuan-tuan sekalian, apakah yang saya artikan dengan perkataan „merdeka".

Merdeka buat saya ialah: „political independence „, politieke on afh an kelijkheid. Apakah yang dinamakan politieke onafhankelijkheid?

Tuan-tuan sekalian! Dengan terus-terang saja saya berkata: Tatkala Dokuritu Zyunbi Tyoosakai akan bersidang, maka saya, di dalam hati saya banyak khawatir, kalau-kalau banyak anggota yang - saya katakan didalam bahasa asing, ma’afkan perkataan ini “zwaarwichtig" akan perkara yang kecil-kecil, “Zwaarwichtig" sampai -kata orang Jawa- “jelimet". Jikalau sudah membicarakan hal yang kecil-kecil sampai jelimet, barulah mereka berani menyatakan kemerdekaan.

Tuan-tuan yang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah kepada perjalanan dunia itu.

Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara- negara itu satu sama lain! Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yang merdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah isinya!

Alangkah berbedanya isi itu! Jikalau kita berkata: Sebelum Negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai,itu selesai, itu selesai, sampai njelimet!, maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakyatnya terdiri kaum Badui, yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu.

Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang Ibn Saud! Disitu ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu!! Toch Saudi Arabia merdeka!

Lihatlah pula jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih hebat Soviet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara Sovyet, adakah rakyat Sovyet sudah cerdas? Seratus lima puluh milyun rakyat Rusia, adalah rakyat Musyik yang lebih dari pada 80% tidak dapat membaca dan menulis; bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller, tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Sovyet Rusia pada waktu Lenin mendirikan negara Sovyet itu. Dan kita sekarang disini mau mendirikan negara Indonesia merdeka. Terlalu banyak macam-macam soal kita kemukakan!

Maaf, P. T. Zimukyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca tuan punya surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai jelimet hal ini dan itu dahulu semuanya! Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu, sampai jelimet, maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, tuan tidak akan mengalami Indonesia merdeka, kita semuanya tidak akan mengalami Indonesia merdeka, -sampai dilobang kubur!

(Tepuk tangan riuh).

Saudara-saudara! Apakah yang dinamakan merdeka? Di dalam tahun ‘33 saya telah menulis satu risalah, Risalah yang bernama „Mencapai Indonesia Merdeka". Maka di dalam risalah tahun ‘33 itu, telah saya katakan, bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain dan tak bukan, ialah satu jembata n emas. Saya katakan di dalam kitab itu, bahwa di seberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.

Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satumalam, -in one night only!-, kata Armstrong di dalam kitabnya. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia merdeka di satu malam sesudah ia masuk kota Riad dengan 6 orang! Sesudah “jembatan" itu diletakkan oleh Ibn saud, maka di seberang jembatan, artinya kemudian daripada itu, Ibn Saud barulah memperbaiki masyarakat Saudi arabia. Orang tidak dapa membaca diwajibkan belajar membaca, orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomade yaitu orang badui, diberi pelajaran oleh Ibn Saud jangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok-tanam. Nomade dirubah oleh Ibn Saud menjadi kaum tani, semuanya diseberang jembatan.

Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet-Rusia Merdeka, telah mempunyai Djnepprprostoff dam yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai radio-station, yang menyundul keangkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup, untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, tuan-tuan yang terhormat! Di seberang jembatan emas yang diadakan oleh Lenin itulah, Lenin baru mengadakan radio-station, baru mengadakan sekolahan, baru mengadakan Creche, baru mengadakan Djnepprostoff!

Maka oleh karena itu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah tuan-tuan gentar di dalam hati, janganlah mengingat bahwa ini dan itu lebih dulu harus selesai dengan jelimet, dan kalau sudah selesai, baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannnya tuan-tuan punya semangat, - jikalau tuan-tuan demikian -, dengan semangat pemuda-pemuda kita yang 2 milyun banyaknya. Dua milyun pemuda ini menyampaikan seruan pada saya, 2 milyun pemuda ini semua berhasrat Indonesia Merdeka Sekarang!

(Tepuk tangan riuh).

Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakyat, yang mengetahui sejarah, menjadi zwaarwichtig, menjadi gentar, pada hal semboyan Indonesia merdeka bukan sekarang saja kita siarkan? Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia merdeka, bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan „INDONESIA MERDEKA SEKARANG". Bahkan 3 kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka sekarang, sekarang, sekarang !

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com