Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Yang Coba Kenalkan Ideologi Selain Pancasila Pindah ke Negara Lain Saja

Kompas.com - 01/06/2022, 17:51 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri merasa heran dengan orang-orang yang mencoba mengenalkan ideologi selain Pancasila di Indonesia.

Megawati meminta orang-orang itu lebih baik pindah saja ke negara lain.

"Kan sekarang aneh-aneh menurut saya. Ada yang coba-coba mengintrodusir ideologi lain begitu, yang menurut saya, gimana ya. Daripada gitu, pindah saja kamu ke tempat yang ideologinya itu mirip, seperti masalah intoleran dan lain sebagainya," ujar Megawati dalam seminar nasional bertajuk 'Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta', Rabu (1/6/2022).

Megawati berbicara betapa pentingnya sebuah negara memiliki dan mempertahankan ideologinya.

Baca juga: Megawati: Jangan Lupakan Pancasila Hanya Gara-gara Dibuat Bung Karno

Dia pun memberi contoh bagaimana ayahnya, Presiden Soekarno, menekankan ideologi bangsa dalam Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok.

"Mengapa ada non blok? Karena banyak yang berkeinginan kita ini berdaulat dan bebas aktif, tidak menjadi bagian timur atau bagian barat," tuturnya.

Megawati mengatakan, dirinya tidak bisa membayangkan ada orang yang masih saja mencoba menerapkan ideologi lain di Indonesia.

Kemudian, Megawati juga menjelaskan betapa nyatanya gotong royong di Indonesia. Dia menyebut warga Indonesia tidak individualis seperti orang-orang di negara Barat.

"Barat saja saya lihat tidak ada yang namanya gotong royong, sangat individualistik. Sampai mereka saja didisiplinkan untuk memakai masker, karena katanya secara human pride, 'kenapa musti pakai? Terserah kita'. Saya sampai geleng-geleng kepala," kata Megawati.

Baca juga: Soekarno, BPUPK, Wasiat Hatta, dan Naskah Pidato Lahirnya Pancasila

Megawati menjelaskan, apabila sifat individualis diterapkan di Indonesia, maka tidak akan cocok.

Lagi-lagi Megawati mempersilakan warga yang tidak suka bergotong royong agar lebih baik pindah saja ke negara lain.

"Lebih baik kalau ingin berkeinginan seperti itu, ya saya akan bilang ke orang itu pindah saja ke negara lain. Karena Indonesia adalah memang harus bergotong royong. Karena negara kita kepulauan, tidak ada bandingannya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com