JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggambarkan mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris sebagai sosok yang kerap menghabiskan waktu dan harganya semasa hidupnya.
Anies mengatakan, Fahmi Idris melakukan itu demi kemajuan bangsa Indonesia.
"Fahmi Idris selama hidupnya dia hibahkan waktunya, pikirannya, tenaganya, hartanya untuk kemajuan bagi umat, bagi bangsa. Sejak muda kita mencatat perannya, pemuda pemberani, pemuda aktivis," ujar Anies saat memberi sambutan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (22/5/2022).
Baca juga: Keluarga Ungkap Fahmi Idris Idap Kanker Darah Sejak 2014
Anies menjelaskan, Fahmi Idris dalam hidupnya selalu gonta-ganti profesi, baik sebagai pengusaha, politisi, maupun menteri.
Namun, Anies menekankan Fahmi Idris tetap seorang aktivis yang mencintai Indonesia.
"Saya bersaksi, selama saya bertugas di Jakarta, interaksi dengan beliau adalah selalu interaksi yang penuh dengan pesan. Dan dalam setiap percakapan, yang selalu ia bicarakan adalah tentang masa depan," tuturnya.
Anies lantas bersaksi bahwa Fahmi Idris merupakan orang yang baik. Hal tersebut diamini oleh para pelayat.
"Insya Allah kita semua bersaksi, bahwa yang mau dimakamkan ini adalah pribadi yang baik. Insyaallah dilapangkan kuburannya. Ditinggikan derajatnya di sisi Allah," imbuh Anies.
Fahmi Idris meninggal dunia pada Minggu pagi. Kabar duka itu dibenarkan oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono. Dave mengatakan, Fahmi meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
Fahmi dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan siang tadi.
Baca juga: Fadli Zon: Fahmi Idris Berani Lawan Intel Pengancam Mahasiswa, Peristiwa Tak Terlupakan
Fahmi Idris pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia duduk sebagai Menperin pada 2005 hingga 2009.
Sebelumnya, almarhum dipercaya SBY sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2004 hingga 2005.
Di masa Presiden BJ Habibie, Fahmi juga menjabat sebagai Menakertrans (1998-1999).
Politisi senior Partai Golkar meninggalkan seorang istri dan dua anak, dua menantu, empat cucu, dan dua cicit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.