Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Awal Yurianto Jadi Jubir Covid-19: Tak Dibantu Tim untuk Sampaikan Konferensi Pers

Kompas.com - 22/05/2022, 07:24 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto tutup usia pada Sabtu, pukul 18.58 di Malang, Jawa Timur.

Yurianto merupakan juru bicara pertama yang mewakili pemerintah dalam menginformasikan perkembangan Covid-19 saat awal-awal pandemi di Tanah Air.

Saat itu, Yurianto bersama Doni Monardo yang menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 saling melengkapi informasi kepada masyarakat soal penyebaran virus Corona di Indonesia.

Staf Khusus Doni Monardo, Eggy Massadiah menceritakan perjalanan Yurianto menjadi juru bicara saat awal pandemi.

Baca juga: Terawan: Saya Bersaksi Achmad Yurianto Orang Baik...

Sejak ditunjuk Menteri Kesehatan saat itu, Terawan Agus Putranto menjadi Jubir Pemerintah untuk Gugus Tugas Covid-19, Yurianto menggelar press conference (konferensi pers) dari Kantor Staf Presiden Baru (KSP) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baru pada awal Maret 2020, dia bergeser ke Graha BNPB, markas Gugas Covid-19, yang dikomandani Doni Monardo.

"Hampir satu bulan Pak Yuri ibarat burung elang yang terbang sendiri (solo flight). Sebab tidak ada tim yang khusus membantu. Bahan-bahan pun hanya didapat dari kantornya di Kemenkes. Tidak ada tim yang menyiapkan prescon secara baik dan profesional," ujar Eggy dalam keterangannya kepada wartawan pada Sabtu.

"Setiap hari berbicara di hadapan para wartawan, ditayangkan televisi, dengan topik yang itu-itu saja, mendatangkan persoalan tersendiri, saat Pak Yuri menyebut kalimat majemuk yang kompleks dan menimbulkan multitafsir di sebagian masyarakat," lanjutnya.

Baca juga: Jenazah Achmad Yurianto Disemayamkan di Rumah Duka di Batu Jawa Timur

Eggy menuturkan Yurianto berbicara dikotomi kaya dan miskin, respons publik kontra produktif.

Menurutnya saat itu yang muncul ke permukaan justru kesan bahwa pemerintah lebih memperhatikan kelompok kaya dibanding kelompok miskin.

"Padahal, bukan itu maksud Pak Yuri. Justru misi yang hendak disampaikan sebaliknya. Yakni, bahwa orang-orang kaya harus melindungi orang lain. Sebab, pembawa virus ke dalam negeri justru orang-orang kaya yang baru bepergian ke luar negeri," ungkapnya.

"Akan tetapi, berhubung stigma masyarakat mengenai dikotomi kaya-miskin sudah begitu melekat, menjadi sangat susah meluruskannya. Bisa dibayangkan, Pak Yuri kelabakan. Antara tugas rutin menyampaikan informasi perkembangan Covid-19 terkini, dengan persepsi keliru yang terlanjur merebak di masyarakat," jelas Eggy.

Pada akhirnya, datang sekelompok profesional yang juga relawan Covid-19.

Mereka tak bisa membiarkan Yurianto terus melakukan tugas juru bicara secara mandiri.

Baca juga: Profil Achmad Yurianto, Dokter Militer yang Jadi Jubir Pertama Penanganan Covid-19

Jenazah mantan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto disemayamkan di rumah duka yang berada di Jalan Ir Soekarno Nomor 31, Kota Batu, Jawa Timur pada Sabtu (21/5/2022).KOMPAS.com/ NUGRAHA PERDANA Jenazah mantan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto disemayamkan di rumah duka yang berada di Jalan Ir Soekarno Nomor 31, Kota Batu, Jawa Timur pada Sabtu (21/5/2022).

Muncullah Tb Arie Rukmantara dari Unicef Indonesia yang berinisiatif mengkoordinasi media center agar lebih tertata.

Arie kemudian berperan sebagai script writer untuk Yuri dan kemudian juga untuk Reisa Broto Asmoro yang didapuk untuk membantu Yurianto menjadi Juru Bicara Covid-19.

Tentang pembagian tugas antara Yurianto dan Reisa kemudian diatur oleh Arie dan kawan-kawan.

Yang tak kalah aktif membantu adalah kru TVRI dan RRI yang menjadi pool media untuk siaran konferensi pers perkembangan Covid-19 setiap sore.

Selain itu, di bidang live streaming, periode Maret dan April 2020 dikendalikan Ian Satriadi. Lalu sejak Mei hingga sekarang beralih ke Arie Bachdar.

Selain mereka, masih ada Savero, Satya, dan Basra. Para mahasiswa relawan yang membantu visual-grafis untuk ditayangkan.

Baca juga: Mantan Jubir Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto Meninggal Dunia di Malang

Ada pula Kolonel Inf Kristomei Sianturi dan Kolonel Inf Fadjar Tjahjono dari Mabes TNI dan Kogabwilhan I yang membantu menerapkan protokol kesehatan sekaligus melancarkan proses produksi.

Kelancaran tugas tim ini tak lepas pula dari para personel di Pusdatinkom BNPB, di bawah arahan Kapusdatinkom Raditya Jati.

"Pelan-pelan sentuhan itu mengubah panggung Pak Yuri. Itu terjadi tanggal 26 Maret 2020. Artinya, sejak itu Pal Yuri sudah tidak lagi “terbang solo”. Arie membantu menyiapkan script sekaligus men-direct dan mengedit," jelas Eggy.

"Arie pula yang mentradisikan rapat kecil membuat rancangan topik yang akan disampaikan keesokan harinya. Termasuk menentukan durasi. Sebab, problem durasi yang tidak dibatasi, ada kalanya membuat Pak Yuri blank dan gagal fokus," lanjutnya.

Baca juga: Eks Jubir Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Akan Dilantik sebagai Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan

Oleh karenanya diperbantukan pula floor director yang bertugas mengingatkan Yurianto dengan timer.

Misalnya, pada menit pertama sampai ketujuh bagian pengantar, menit kedelapan sampai ke-10 ganti topik kanal informasi dengan background angka atau statistik di belakang.

"Intervensi yang sederhana, tapi hasilnya lebih terarah. Praktis sejak Maret hingga Juli 2020, Pak Yuri bicara nonstop. Pemirsa makin berkenan dengan performanya," kata Eggy.

Humor dan batik Pak Yuri

Eggy pun menceritakan keseharian Yurianto ketika bekerja bersama Satgas Covid-19.

Menurutnya, pria asal Malang, Jawa Timur itu merupakan pribadi yang humoris.

"Tak seperti yang anda saksikan di layar kaca. Dalam pergaulan, Pak Yuri sangat humoris. Boleh jadi, ketika berbicara di televisi, masyarakat melihat Pak Yuri yang serius. Padahal pada menit-menit sebelum tampil, beliau banyak bercanda bersama anggota tim," kenang Eggy.

"Ketika suasana kerja makin kondusif, ide-ide segar pun mengalir deras. Hingga sampai pada urusan fashion. Itulah mengapa, masyarakat bisa menyaksikan Pak Yuri setiap hari tampil dengan batik yang berbeda," lanjutnya.

Baca juga: Achmad Yurianto Resmi Tinggalkan Posisi Jubir Pemerintah untuk Covid-19

Bukan saja berbeda, tapi sesekali Yurianto juga mengenakan batik motif custom, seperti batik virus corona, motif burung elang, motif flora dan fauna.

Hal itu jadi lebih menarik ketika dia memadupadankan dengan masker yang selaras.

"Bukan diendorse, tetapi batik-batik itu adalah hasil jahitan tangan istrinya. Istri Pak Yuri pula yang menyiapkan baju dan masker suaminya. Setelah berjalan beberapa hari, teman-teman Bu Yuri kemudian berinisiatif menjahitkan baju batik juga buat Yuri. Termasuk maskernya," jelas Eggy.

"Lalu masker batik menjadi viral. Ibu-ibu ini termasuk yang kecipratan pesanan. Yang tidak terduga kemudian adalah permainan “bingo”, tebak-tebakan seputar “Pak Yuri pakai baju batik apa hari ini”. Sejumlah wartawan bahkan ikut-ikutan dalam permainan ini," lanjutnya.

Eggy menilai berbagai respons terhadap penampilan Yurianto menandakan penampilannya diterima masyarakat luas.

Baca juga: Yurianto Kini Jadi Staf Ahli, Ini Pesan Menkes Terawan

"Bahkan ada peningkatan jumlah audiens yang menyaksikan penampilannya. Termasuk para policy maker yang ingin meng-up-date angka atau data terakhir," ungkap Eggy.

Kalimat-kalimat khas yang diucapkan Yurianto saat konferensi pers seperti “oleh karena itu”, “adalah”, “maka dari itu”, “kita yakin kita bisa”, serta logat Jawa yang medok pun menginspirasi anak-anak muda yang membuat semacam figurin.

Yakni mainan anak-anak menyerupai tokoh Wolverine, figur-figur superhero, tapi dengan sosok Yurianto

"Mereka lalu men-dubbing figurin itu ala logat bicara Pak Yuri," tutur Eggy.

Warga datang ke BNPB

Karena semakin dikenal luas, masyarakat ada yang sampai khusus datang ke Graha BNPB untuk melihat penampilan Yurianto secara langsung.

"Bahkan ada satu ibu-ibu datang meminta izin ke Arie untuk diperkenankan mengabulkan permohonan anaknya yang penyandang disabilitas, yang ingin bisa berfoto bareng Pak Yuri," kata Eggy.

"Arie mengabulkan. Maka, esoknya pun terjadi pemandangan yang sangat mengharukan. Usai jumpa pers, seorang anak disabilitas terkabul ke-inginannya berfoto bersama Pak Yuri," lanjutnya.

Permintaan foto bersama pun akhirnya berlanjut kepada warga lain.

Seorang anggota tim transkrip prescon Yurianto karena kebijakan work from home (WFH), maka dia mengerjakan tugasnya dari rumah.

Saat tugas Yurianto sebagai juru bicara berakhir, petugas transkrip sangat sedih karena belum bisa berfoto bersama.

"Berita itu akhirnya sampai ke telinga Pak Yuri. Beliau menanyakan nama dan alamat petugas transkrip itu, dan segera meluncur ke rumahnya. Staf transkrip itu pun sangat gembira. Bukan saja bisa berfoto bersama Pak Yuri, bahkan beliau sendiri yang datang ke rumahnya," jelas Eggy.

Baca juga: Achmad Yurianto, Tameng Pemerintah Tangkal Hoaks Virus Corona

Cerita lainnya datang dari para tetangga Yurianto di Bogor.

Menurut Eggy, khusus hari Sabtu dan Minggu, banyak anak-anak datang ke rumah Yuri dan duduk-duduk di depan rumahnya.

Rupanya, mereka menunggu saat-saat Yuri keluar rumah dan melaukan aktvitas rutin di pagi hari, yakni menyiram bunga atau mencuci mobil.

"Saat itulah, mereka menghambur ke depan pagar dan meminta izin masuk dan berfoto. Pak Yuri meladeninya dengan senyum ramah," ungkap Eggy.

Achmad Yurianto meninggal dunia, Sabtu (21/5/2022).

Baca juga: Fraksi PKS Apresiasi Keputusan Jokowi Tunjuk Yurianto Jadi Jubir Penanganan Corona

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati, Yurianto meninggal dunia di RSUD Syaiful Anwar, Malang.

Sebelumnya, ia dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta karena kanker.

"Meninggal di RSUD Syaiful Anwar, Malang. Sebelumnya di RSPAD Jakarta," kata Widyawati, Sabtu.

Dalam perawatannya, Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan itu menjalani kemoterapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com