"Sekarang, di pabrik Sido Muncul, saya sedang kembangkan bahan baku untuk menyuplai industri jamu tradisional. Kami ingin menyuplai jamu gendong supaya terstandardisasi sehingga orang tambah percaya. Kepercayaan itu penting sekali," kata Irwan.
Meski telah berinovasi dengan berbagai produk jamu, Irwan berjanji bahwa upaya tersebut tak akan membuat Sido Muncul jadi kehilangan identitas sebagai produsen olahan herbal.
Ia juga tak ingin produk tradisional jamu tergerus, sekalipun pihaknya berhasil membawa jamu diterima masyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan urgensi memasukkan tradisi dan meyakinkan generasi muda supaya mereka percaya terhadap jamu. Dengan demikian, tradisi jamu tidak hilang begitu saja.
“Contohnya, batik. Kalau mau gampang, dicap aja sudah selesai. Semua (orang bisa) pakai batik (dan) tidak melanggar lingkungan. Namun, tradisi membatik itu menurut saya tetap harus ada," papar Irwan.
Penulis buku Jamu Lifestyle: Jamu is More Important than Ever Today, It's Time to Embrace the Jamu Lifestyle, Meta Murdaya, mengatakan bahwa upaya membuat jamu dikenal dan menjadikannya sebagai gaya hidup di masyarakat merupakan tantangan besar di era modern.
Untuk mewujudkannya, diperlukan langkah yang tepat dan edukasi agar keberadaan jamu dapat diterima banyak orang.
“Namun, kita jangan mulai dari orang lain. Baiknya edukasi diri sendiri dulu. Bagaimana orang mau percaya saat kita sampaikan perihal jamu, tapi kita malah tidak paham. Itu jelas bikin orang tidak percaya karena kita dinilai tidak kompeten,” kata Meta.
Untuk membuat orang tertarik terhadap olahan jamu, tambah Meta, terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan, mulai dari memberitahukan khasiatnya hingga menghadirkan rasa yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
Hal tersebut diamini oleh Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Suwe Ora Jamu Nova Dewi.
Ia mengatakan, pihaknya banyak melakukan berbagai eksperimen dari segi rasa agar bisa menghadirkan dan memunculkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk jamu.
"Saya percaya dengan kalimat ‘tak kenal, maka tak sayang’. Jamu ini kan mau kita suguhkan ke orang yang kita sayang. Jadi, harus disuguhkan dengan baik, terutama soal rasa. Itu bisa membuat orang bisa fall in love lagi dengan jamu. Saya lebih senang begitu karena saya yakin energi ini dapat menghadirkan kecintaan kembali terhadap jamu," ujar Nova.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.