Sementara itu, sosok-sosok beken seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kokoh di puncak.
"Mungkin ada pertanyaan, kenapa hasil surveinya di papan tengah? Saya kan harus tahu diri," ujarnya.
"Saya tahu Mas Anies gubernur yang (pemerintah) pusat itu (memberi) atensi, siapa pun di Jakarta kan heboh karena pusat perhatian. Saya juga bukan Pak Ganjar yang sudah 2 periode," jelasnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Temukan Lowongan Kerja Baru, Ajudan Konten untuk Pejabat
Sebagai pejabat yang baru duduk di kursi gubernur selama 1 periode, ia menganggap keberadaan dirinya di papan tengah tangga survei sebagai hasil yang layak.
Di sisi lain, ia meyakini bahwa survei bukan satu-satunya tolok ukur dalam kontestasi politik.
"Saya baru jadi gubernur, kena Covid-19 2 tahun, kalau survei di papan tengah, bagi saya sangat-sangat fair. Saya menyadari itu. Makanya saya kerja saja lah," ungkapnya.
Tetapi, di sisi lain, Emil mengakui bahwa filosofi politik akal sehat, membuatnya antusias terhadap tantangan di depan.
Emil sadar bahwa dirinya sebetulnya punya kans besar untuk menjabat Gubernur Jawa Barat 2 periode. Namun, ia juga tak menampik, peluangnya di kancah nasional juga tidak bisa dibilang kecil.
Baca juga: Ridwan Kamil: Saya Punya Skill Baru, Berpantun
Emil berujar, selama menjadi orang nomor satu di Jawa Barat, ia sudah meraup 300 penghargaan.
Pencapaian itu, menurutnya, bukan sebagai ukuran keberhasilan kerjanya belaka bahwa dirinya telah berhasil memperbaiki sejumlah keadaan dalam tempo 3 tahun menjabat.
Hal itu ia yakini dapat menjadi modal penyemangat bagi karier politik ke depannya.
"Akal sehat mengatakan yang jelas-jelas di depan mata, kalau ada peluang, masak ditolak?" ujarnya.